Diskusi Hari Ke 8 Perilaku Menyimpang Yang Mempengaruhi Fitrah Seksualitas Anak
Diskusi malam ke 8 ini di sajikan oleh kelompok 2 yang terdiri dari Teh Annis, Teh Ifat dan kawan-kawan.
Malam hari ini kami masih berdiskusi seputar Pentingnya Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak, pembahasan kali ini di latar belakangi oleh "Perilaku Seksual Menyimpang yang Mempengaruhi Fitrah Seksualitas Anak"
Kelompok 2 menjelaskan bahwa, Perilaku seksual menyimpang menjadi fenomena yang berkembang dalam masyarakat. Fenomena ini bahkan menjadi menarik dikaji dalam berbagai sudut pandang dan keilmuan. Eksistensi mereka seolah-olah menginginkan untuk dianggap ada dan dihargai dalam masyarakat. Pencegahan perilaku penyimpangan seksual harus diawali dari lingkungan keluarga. “Rumah – Sekolah – Lingkungan – Peer Group – Media – Masyarakat – Negara” merupakan mata rantai yang secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap hadirnya permasalahan perilaku seksual menyimpang di masyarakat, khususnya pada anak. Dan salah satu ancaman berbahaya bagi anak di era digital ini adalah pornografi.
Pornografi merupakan perilaku seksual menyimpang, yaitu memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno.
Mereka menjelaskan bahwa di Indonesia ini ada 90 juta lebih anak dan remaja berusia 0-19 tahun. Mereka adalah _digital native_ atau penduduk dunia digital, yaitu generasi yang dari sejak kecil terbiasa dengan kecanggihan teknologi digital. Namun kondisi umum anak & remaja tersebut saat ini dalam kondisi yang memperihatinkan.
Mereka adalah anak-anak yang mengalami *BLAST* (Bored-Bosan, Lonely-Kesepian, Angry-Marah, Afraid-Takut, Stress-Stres, Tired-Lelah). Mereka dipaksa mampu baca tulis hitung sejak usia sangat kecil, perhatian orangtua hanya pada pelajaran semata, beban pelajaran sangat berat, belum lagi jika mengalami kekerasan di sekolah. Mereka kesepian, tidak tahu harus curhat pada siapa, wajar jika anak merasa stress. Akhirnya mereka mencari kegiatan yang membuatnya senang dan kebanyakan mereka menghabiskan waktunya dengan handphonenya. Handphone telah menjadi orangtua pengganti bagi mereka.
Rata-rata mereka menggunakan handphone 9 jam/hari, melihat isi dunia internet yang baik maupun yang buruk dan tidak terbatas jumlahnya. Diantaranya juga ada gambar, tulisan, atau video yang sengaja disebarkan pebisnis pornografi.
John Jarmer, mantan politisi dan mantan letnan gubernur California, yang juga mengepalai the Lighted Candle Society (organisasi yang memerangi pornografi di Amerika) mengatakan pebisnis pornografi mengincar anak-anak BLAST sebagai target sasaran mereka. Saat belum ada internet, pornografi ibarat makanan beracun. Kita akan keracunan, jika memakannya. Tapi kini, internet menjadikan pornografi sebagai virus, yang dapat bergerak memperbanyak diri tanpa terkendali, sehingga dapat menyerang dari segala arah.
Kelompok 2 memaparkan dalam Penelitian Yayasan Ibu & Buah Hati, tahun 2014, mendapatkan hasil : 92 dari 100 orang anak kelas 4, 5, 6 SD telah melihat pornografi.
Kita mengira anak akan cepat melupakan apa yang dilihatnya, padahal otak mereka seperti spons, mereka akan mengingat apa yang mereka lihat meski hanya sekilas. Sayangnya bagian otak anak yang mampu membedakan baik dan buruk belum berkembang sempurna, akibatnya anak akan menganggap apa yang dilihatnya sebagai sesuatu yang wajar. Tidak tahu mana yang bisa ditiru dan mana yang harus diabaikan. Maka ketika melihat pronografi, anak akan cenderung menirunya. Karena fungsi pertimbangan yang belum sempurna, mendorong anak akan melakukan sesuatu berdasarkan keinginan semata. Inilah sebabnya pornografi internet menjadi jauh lebih berbahaya. Anak akan rentan dengan kasus penyimpangan fitrah seksualitas lainnya, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Jadi, pornografi dalam hal ini menjadi pintu masuk penyimpangan perilaku seksual dan kejahatan lainnya.
Dalam diskusi malam ini. Ada satu pembahasan yang membuat saya tertarik yaitu tentang beberapa istilah mengenai Perilaku seksual menyimpang menurut Surtiretna (2001) dan beberapa literatur lain selain pornografi, diantaranya ;
1. Perzinaan
Perzinaan adalah hubungan seksual antara dua orang yang bukan suami-istri, baik dilakukan oleh jejaka dengan dara atau orang-orang yang sudah berumah tangga untuk memuaskan dorongan seksual sesaat. Perzinaan ini dilakukan untuk memperoleh tambahan kepuasan seks yang tidak terpenuhi.
2. Perkosaan
Tindakan menyetubuhi seorang wanita yang bukan isterinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Dalam bahasa Inggris perbuatan tersebut dinamakan rape yang berasal dari bahasa latin rapere, yakni “mengambil sesuatu dengan kekerasan”.
3. Pelacuran
Pelacuran adalah penyediaan pelayanan hubungan seks dengan imbalan uang atau hadiah-hadiah, disebut sebagai hubungan seks di luar perkawinan karena terjadi hubungan seks antara orang yang tidak terikat oleh perkawinan. Pelacuran bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau dengan perantara orang lain dengan perjanjian prosentase tertentu.
4. Pornografi
Pornografi adalah memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno.
5. Masturbasi
Masturbasi (biasa disebut juga onani atau rancap) adalah pemenuhan dan pemuasan kebutuhan seksual dengan merangsang alat kelamin sendiri dengan tangan atau alat-alat mekanik.
6. Homoseksual
Homo berarti sama, sejenis atau satu golongan. Homoseksual adalah orang yang merasakan atau hanya tertarik dengan jenis kelamin yang sama. Definisi homoseksual tidak hanya diberlakukan untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan. Di masyarakat, istilah lesbianisme lebih dikenal untuk perempuan yang suka sesamanya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan.
7. Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
8. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
9. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual.
10. Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual, sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
11. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Pedophilia adalah orang dewasa yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
12. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
13. Insectus
Insectus adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri, non suami-istri, seperti antara ayah dan anak perempuan, atau ibu dengan anak laki-laki.
14. Necrophilia / Necrofil
Necrophilia adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
15. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks, baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
16. Frotteurisme / Frotteuris
Frotteurisme adalah suatu bentuk kelainan seksual, dimana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dan lain-lain.
17. Gerontophilia
Gerontophilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual, dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri / suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
18. Transvetisme
Transvetisme adalah seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan berpakaian seperti perempuan untuk mendapatkan kegairahan seksual. Seorang transvestit memakai pakaian wanita (cross-dressing) sebagai pernyataan identifikasi dirinya wanita (fiminine identification). Bangkitnya rangsangan seksual dan orgasme menandakan kemenangan atas identifikasi feminim itu. Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah banci atau waria.
19. Troilisme
Berasal dari bahasa Perancis trois yang berarti tiga, adalah gejala melakukan senggama dengan pasangannya dengan mengajak orang lain sebagai penonton. Penderita gangguan psikoseksual jenis ini biasanya melakukan hubungan seks dengan tiga orang (dua wanita dan satu pria, atau dua pria dan satu wanita secara bersama-sama sekaligus).
20. Zoophilia
Zoophilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.
Mereka menjelaskan bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh faktor psikologis atau kejiwaan, trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual, kelainan saraf di otak, dan lingkungan pergaulan. Selain itu juga akibat rendahnya keimanan dan ketakwaan, minimnya pemahaman agama, dan salah asuhan.
Dalam kasus pornografi, ada beberapa penyebab mengapa anak bisa terjebak jeratan pebisnis pornografi adalah :
1. Keringnya hubungan orangtua dengan anak
2. Kurangnya sensitivitas orangtua terhadap pornografi.
Tidak ada aturan ketika memberikan gadget pada anak pun tidak berpesan bahwa dengan manfaat yang sangat banyak dari gadget, ada juga bahaya yang dapat merusak otak, sehingga tidak mengingatkan anak untuk menjaga matanya dari hal-hal yang membahayakan.
3. Kebiasaan orang dewasa menganggap pornografi sebagai humor.
Sedangkan menurut Waskito (1993: 29), penyebab perilaku seksual menyimpang pada remaja adalah :
1. Faktor intern, meliputi kelainan fisik sejak lahir, kelainan pengaruh obat, dan problem emosional
2. Faktor ekstern, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah
Kelekatan yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan paripurna dan berjalan sebagaimana perannya, yaitu menjadi lelaki dan ayah sejati bagi anak laki-laki, serta menjadi perempuan dan ibu sejati bagi anak perempuan. Fitrah seksualitas yang tumbuh baik secara tahapannya dipandu agama yang fitri akan membuat mereka kelak beradab pada pasangan dan keturunannya.
Seiring semua itu, kepercayaan orangtua dengan memberi ruang bagi ego anaknya ketika anak-anak, juga peran strategis ayah yang penting memberikan suplai "ego" kelak akan menumbuhkan fitrah individualitasnya dan fitrah sosialitasnya, yang memberi kemampuan yang baik dalam kepercayaan diri dan bersosial di masyarakatnya untuk tidak mudah menjadi pelaku atau korban bully maupun pelecehan seksual.
Wahai ayah-bunda, mari lindungi anak kita dari bencana pornografi dan kejahatan seksual dengan mendidik dan membersamai ananda dengan penuh cinta. Bersabarlah karena kita hanya memiliki waktu selama 14 tahun, mendidik sesuai fitrah.
Menyelamatkan satu orang anak = menyelamatkan kemanusiaan.
Memasuki sesi tanya jawab, kelompok 4 memaparkan tentang cara menyikapi jika anak kita mengalami pelecehan seksual,
Menurut Bu Elly Risman, ada 3 jenis sentuhan :
1. Sentuhan Baik : Dari bahu ke atas dan lutut ke bawah
2. Sentuhan Bingung : Dari bawah bahu sampai atas lutut
3. Sentuham Buruk : Bagian yang ditutup pakaian renang
Jika kejadian sudah begitu, ini artinya teman anak tersebut sudah termasuk melakukan sentuhan yang buruk
Hal yang harus dilakukan adalah, jika teman anak tersebut msh berusia pra sekolah harus dilaporkan pd orangtuanya
Tapi klo anak teman anak tersebut sudah mulai remaja, brrti teman anak tsb sudah mengerti tindakan penyimpangan seksual, jd harus diwaspadai
Untuk anak yg menjadi korban. Kita sebagai orangtuanya harus mengajarkan anak untuk memahami tubuhnya sendiri,agar bs menjaga diri dari predator seksual lain. Kita katakan dg tegas bahwa tidak boleh ada orang lain yg menyentuh tubuhnya selain ayah & bunda
Bagaimana jika anak buka rahasia telah alami pelecehan seksual ?
Jika anak membuka rahasia, penting menyadari reaksi Anda dan anak itu sendiri. Kita perlu tahu apa yang mesti dilakukan. Mendengar apa yang dialami anak mungkin kita merasa marah, terkejut, dan bingung. Semua itu adalah reaksi yang normal untuk kita. Tetapi, kita harus menjaga jangan sampai anak terkejut oleh respons kuat kita. Jika kita dikuasai perasaan kita sendiri, bicaralah kepada rekan yang kita percayai. Kalau kita merasa tak mampu berbicara dengan si anak, minta tolong ahli untuk mengolah perasaan kita sendiri dan memintanya berbicara dengan si anak. Percaya apa yang dikatakan anak.
Ketika anak-anak membuka rahasia pelecehan yang dialami, baik ringan maupun berat, hampir semua dipastikan mengandung kebenaran. Mereka kadang mengatakan sedikit apa yang terjadi untuk melihat bagaimana reaksi kita. Kalau anak tampak kacau dan ceritanya tak logis, itu wajar.
Perlihatkan kepada anak bahwa menceritakan hal itu adalah perbuatan benar. Jangan desak anak untuk menceritakan detail pengalamannya. Anak harus diyakinkan bahwa dia tak bersalah. Hal ini dalam kenyataan tak mudah melakukannya karena anak kerap menganggap dirinyalah penyebabnya.
Kalau anak terlihat trauma, bisa minta bantuan psikolog utk menanganinya dengan terapi yang tepat.
Penting menjaga perasaan anak agar anak tidak merasa tertekan dan bersalah.
Dan jika anak kita menjadi korban, kita harus bangun kembali rasa percaya diri anak tanpa harus menyalahkan, melabeli, meremehkan, mengancam. Kita bantu anak supaya bebas dari penyimpangan seksual yang lainnya
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah anak mengalami kejadian tak menyenangkan (pelecehan seksual) untuk kasus anak pendiam atau tertutup:
1. Ketahui siapa saja yang berinteraksi dengan anak. Orangtua tentu tidak dapat selalu berada dekat anak-anak, sehingga butuh orang dewasa yang benar-benar bisa dipercaya. Jika ia memiliki pengasuh, cari tahu mengenai asal-usulnya, perjalanan karirnya.
Selain itu, orangtua juga wajib mengetahui orang-orang yang terlibat dalam kehidupan anak, mulai dari guru, guru BK, penjaga sekolah, sopir, satpam, tetangga, teman-temannya, orangtua teman-teman, guru les, guru agama.
Libatkan diri dalam aktivitas-aktivitas mereka sehingga orangtua bisa mengetahui hal-hal yang terkesan janggal, dengarkan perasaan yang janggal maupun tak nyaman.
2. Kenali tanda-tanda. Hanya ada satu dari lima anak yang mengalami pelecehan seksual melaporkan pada orangtuanya. Bagi anak, sangat sulit untuk terbuka, bahkan di situasi terbaik, sehingga amat penting mengenali tanda-tanda yang memperlihatkan sesuatu yang aneh pada diri anak.
Jika anak kita mengatakan tidak mau dekat dengan orang-orang tertentu atau aktivitas tertentu, jangan anggap remeh.
Lalu, beberapa anak memperlihatkan beberapa tanda seperti infeksi kandung kemih, kemerahan, bengkak pada area genital.
Sementara anak lain mengalami sakit perut, pusing, mudah marah, sulit tidur. Mungkin beberapa hal terakhir tidak terkait langsung
dengan pelecehan anak tapi mereka mungkin butuh konsultasi dengan psikolog atau dokter anak yang terlatih.
Menurut kelompok 2, Menyadarkan orangtua yang mengalami BLAST itu tak seperti menyelesaikan masalah anak yang mengalami BLAST
Pada dasarnya, orang yg mengalami BLAST itu adalah orang yg butuh perhatian untuk mengisi relung jiwanya
Yang bisa mengatasi orang yg mengalami BLAST tsb, adalah tugas orang yg terdekatnya
Jika seorang anak yg mengalaminya, maka tugas orangtua lah yg hraus memberikan attachment
Jika orangtua yang mengalaminya, maka bisa sodara atau temannya yg memberikan attachment tersebut
Ada beberapa langkah yang kelompok 2 paparkan jika anak terlanjur mengalami pelecehan seksual
1. Perbaiki trauma psikologisnya kalau perlu dg bantuan ahli spt psikolog
2. Bangun spiritualnya..
3. Dorong dan motivasi,dan Alihkan perhatiannya pada aktivitas yang positif yg meningkatkan kepercayaan dirinya
4. Jika ditemukan faktor biologis yang melatarbelakangi anak tsb melakukan penyimpangan seksual, misalnya karena ada kelainan secara hormonal, maka bisa ditempuh jalan terapi hormon yang diikuti dengan terapi perilaku.
5. Jika penyebabnya karena kesalahan informasi atau persepsi dan pergaulan, maka bisa dilakukan terapi kognitif.
Pada kasus demikian, nilai-nilai moral sosial dan agama adalah hal yang tidak bisa dilepaskan di samping tetap diperlukannya penanganan tenaga psikiater, psikolog atau medis lainnya
6. Insyaa Allah bisa diperbaiki kembali fitrah seksualitasnya, meskipun perlu memulai lagi dari start 0, atau dari posisi negatif.. Perlu peran dan kerjasama semua pihak, mulai dari orangtua, pihak pendidik, pihak sekolah, konselor, masyarakat dan pemegang kebijakan
#Tantangan10hari
#Harike8
#Level11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Berikut adalah media edukasi yang sudah kelompok 2 sajikan :
Komentar
Posting Komentar