Diskusi Hari Ke5 Membangun Fitrah Seksualitas Anak oleh Kelompok 5
PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS PADA ANAK USIA DINI
Hari Ke 5 ini di isi oleh kelompok 5. Berkaitan dengan tema Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak, kel.5 mengaitkan dengan kehebohan di media sosial mengenai sebuah buku yang disusun bertujuan mengenalkan pendidikan seks pada anak. Dalam salah satu isi cerita, buku tersebut membahas persoalan masturbasi lengkap dengan ilustrasinya. Ya, akhir-akhir ini memang banyak diangkat tema pendidikan seksual dan pendidikan seks.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa keduanya berbeda, sehingga menimbulkan respon yang berbeda pula. Kelompok pertama berpendapat, hal tersebut tidak perlu diajarkan karena dianggap belum pantas untuk anak-anak, sementara kelompok lain kebablasan dalam menjelaskannya. Sebenarnya mana yang benar?
Sebenarnya yang perlu diajarkan sejak dini adalah pendidikan seksualitas. Pendidikan seksualitas adalah bagaimana mengajarkan anak berpikir, bersikap, dan bertingkah laku sesuai jenis kelaminnya (Perwitasari,2017). Bagaimana anak memahami, menghayati, dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya. Sedangkan pendidikan seks termasuk bagian dari pendidikan seksualitas yang dimulai sejak mempersiapkan pubertas. Fokusnya lebih kepada bagaimana berhubungan dengan lawan jenis.
Berbicara soal pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. Setiap anak terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orang tua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, salah satunya adalah fitrah seksualitas. Mendidik fitrah seksualitas adalah merawat, membangkitkan, dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya yaitu bagaimana seorang lelaki berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai lelaki juga bagaimana perempuan berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan. Fitrah seksualitas perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir hingga usia akil baligh (Santosa, H.2017).
Beberapa cara yang kelompok 5 paparkan diantaranya;
1. Memperkuat identitas gender sesuai jenis kelamin
2. Mengajarkan masalah aurat
Aurat yaitu bagian tubuh yang harus dijaga. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya berharga, oleh karna itu harus dijaga. Tidak boleh diperlihatkan, disentuh selain kepada ibunya, juga tidak boleh dipermainkan. Perlu dijelaskan pada anak juga bagian mana yang boleh dan terlarang untuk disentuh.
3. Mengajarkan anak berinteraksi dengan sekitar
Kepada siapa anak boleh bersalaman, bermanja, minta gendong, bersentuhan, dan berdekatan. Anak juga harus belajar membedakan bagaimana berinteraksi dengan ayah, paman, kakek, dan lainnya. Lalu, bagaimana bersikap dengan kepada selain keluarga.
4. Belajar adab terkait interaksi dengan orang lain
a.Meminta ijin ketika masuk ke kamar orangtua
b. Sedari dini, anak dilatih untuk tidur terpisah dengan orangtua
c.Adab memandang. Ada hal yang boleh dilihat/ada yang tidak boleh dilihat
d.Adab berpakaian. Batasan pakaian sesuai jenis kelamin
e.Adab interaksi dengan lawan jenis, misal tidak memeluk yang bukan keluarga.
5. Anak usia dini harus dijaga dari hal-hal yang merusak fitrahnya
Yang berkaitan dengan pornografi/pornoaksi. Salah satu caranya tidak boleh menggunakan gadget tanpa pendampingan. Harus dibatasi waktu dan konten yang dilihat.
Bagaimana cara mengajarkan hal-hal diatas untuk anak usia dini? Karena pendidikan seksualitas adalah sesuatu yang harus dipahami dan menjadi sebuah ketrampilan baru bagi anak, maka tidak bisa hanya diajarkan sekali duakali tapi harus sering dan berulang. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, seperti: Bernyanyi, bercerita, bermain peran, atau berlatih tugas yang dikaitkan dengan tema gender.
Diskusi malam ini membahas tentang, bagaimana memperkenalkan tentang kewajiban menutup aurat kepada anak balita, kel.5 menjelaskan bahwa, pada usia 1-2 tahun cara yang paling efektif adalah dgn teladan dan pembiasaan. Karena pada tahap perkembangan ini, anak sedang banyak-banyaknya menyerap informasi dari sekitar melalui seluruh panca indera nya.
Penyaji memberika contoh seorang Ibu yg kebiasaan di rumahnya hanya memakai handuk yg dililitkan di tubuh saat keluar kamar mandi selepas mandi.
Kasus lain: karna menghemat waktu, abang & adek dimandikan / dipakai-kan pakaian bersama-sama, atau melepas/mengganti pakaian anak di tempat terbuka dgn tidak menutupi aurat nya. Kira2 apa yg terekam di memori anak jika seperti itu?
Adapun ttg kewajiban menutup aurat, usia 2 tahun *belum wajib* untuk menutup aurat. Tentu saja sbg orangtua tidak bisa memaksakan, misalnya: anak perempuan harus memakai jilbab saat keluar rumah. Tapi, kita sbg orangtua bisa membiasakan dgn memberikan imagi2 positif ttg jilbab. "Masya Allah, adik pakai jilbab tambah cantik",dll. Tumbuhkan kecintaan nya, gairahnya. Tumbuhkan fitrahnya, maka adab akan lebih mudah diterima. Ketika fitrah tdk tumbuh, memasukkan adab tak akan pernah mengena.
Di sesi tanya jawab selanjutnya, bagaimana sikap atau memberi tahu ke balita yang akrab dengan uwa ipar. Beberapa tips yang diberikan oleh kelompok 5 diantaranya;
✔Usia 0-2 thn dekatkan pada ibu, 3-6 tahun dekatkan pada ayah ibu agar seimbang emosi & rasional nya.
✔Sosok ayah bunda harus selalu hadir, dekat, dan lekat sehingga anak mendapatkan cukup kasih sayang dan tidak mencari pengganti lain di luar orangtua yg ternyata lebih sayang
✔Mendidik fitrah seksualitas anak usia dini termasuk dalam tahap pra latih. Adapun proses pendidikan ini masih panjang hingga usia Akil baligh. Artinya, jangan tergesa mengharuskan / melarang anak ini itu krn bisa mencederai fitrahnya. Namun, tetap berikan pemahaman sesuai tahapan usia nya. Bisa dgn bercerita, mendongeng, bermain peran, dan kegiatan menyenangkan lain
Media edukasi yang kel.5 sajikan bisa di buka di link berikut ini
https://drive.google.com/file/d/1nP-vBfD7CJucAKE2Owe65waK9kz1Fgum/view?usp=drivesdk
#Tantangan10Hari
#HariKe5
#Level11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Komentar
Posting Komentar