Materi #1 KOMUNIKASI PRODUKTIF
_Institut Ibu Profesional_
_Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1_
*KOMUNIKASI PRODUKTIF*
Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.
*_KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI_*
Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.
Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.
*_Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir_*
Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.
_Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda_
Kata *masalah* gantilah dengan *tantangan*
Kata *Susah* gantilah dengan *Menarik*
Kata *Aku tidak tahu* gantilah *Ayo kita cari tahu*
Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.
Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik , bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.
*_Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya_*
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.
Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.
*_KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN_*
Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.
Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.
Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki *_Frame of Reference (FoR)_* dan *_Frame of Experience (FoE)_* yang berbeda dengan kita.
FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.
Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.
Komunikasi dilakukan untuk *MEMBAGIKAN* yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.
*_Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*
Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.
Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi *MEMAKSAKAN* pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.
Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; *_bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi_*
Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.
Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.
Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:
1. *Kaidah 2C: Clear and Clarify*
Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.
Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
2. *Choose the Right Time*
Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.
3. *Kaidah 7-38-55*
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?
Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.
4. *Intensity of Eye Contact*
Pepatah mengatakan _mata adalah jendela hati_
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
5. *Kaidah: I'm responsible for my communication results*
Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.
Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.
Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.
*KOMUNIKASI DENGAN ANAK*
Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
*_Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy_*
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
a. *Keep Information Short & Simple (KISS)*
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
b. *Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah*
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
c. *Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. *Fokus ke depan, bukan masa lalu*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. *Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”*
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. *Fokus pada solusi bukan pada masalah*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. *Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan*
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. *Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman*
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
I. *Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
j. *Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati*
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?
k. *Ganti perintah dengan pilihan*
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang IIP/
Sumber bacaan:
_Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000_
_Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015_
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014_
_Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari_
🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓
*Resume Kulwap Perdana "Bunda Sayang" Institut Ibu Profesional BCCG*
23 januari 2017
20:00 - 21.00 Wib
Fasil : Bunda Azizah June
Moderator : Neneng & Rizka
Notulen : Neneng
Presensi
1⃣ *Bunda Rizka _ Sukabumi IIP Cianjur*
🖊Bunda fasil yang tersayang,Anak saya yang sulung Agnia 13 tahun terkadang suka marahan sama adiknya,Ibrahim 6 tahun. Terkadang ketika saya menasehati adakalanya bukan jadi solusi malah membuat Agnia merasa cemburu,mungkin saya yang terkesan menuntut pengertian Agnia yang jauh lebih besar. Adakah cara khusus yang bisa saya lakukan supaya Agnia tidak merasa tersisih dan tetap bisa mengerti tentang tanggung jawabnya sebagai seorang kakak. Terima kasih.
💌 Bunda Rizka boleh tau kapan menasehati agnia? Saat di depan adiknya kah? Atau berduaan saja dengan agnia?
Umumnya seseorang merasa tidak enak (cemburu, tersisih, merasa disalahkan) saat ia dinasehati di depan adiknya bahkan mungkin di depan orang lain/teman-temannya (di depan umum). Maka dari itu biasakanlah menasehati anak saat kita hanya berdua saja dengannya. Pujilah dia sebelumnya atas kebaikan2 yg pernah dia lakukan, bila dia sudah terlihat merasa nyaman, baru masukkan nasehat dengan kata2 positif.
Contoh:
Kakak, bunda senang sekali kakak selama ini sudah menjadi kakak yg baik bagi adik, kakak juga penurut sama bunda. Bisakah sekarang ini kakak menuruti bunda untuk berbuat baik sama adik, ayuuk tunjukkan ke bunda kalau kakak sayang adik ya. Kakak anak Sholehah kan? ✅
2⃣ *Tetin R_ IIP Banten*
🖊Assallamualaikum...bun ada yg mau sy tanyakan ttg komunikasi dgn anak...
Saya mempunyai anak2, yg pertama anak laki2 sdh kls 8, yg kedua perempuan kls 5SD. Saya ingin membiasakan klo bj bekas pakai tdr d simpan d tempatnya & sekalian matikan lampu bagian belakang.
Sdh sy kasih tau...kaka klo kebelakang simpan bj bekas pakai tidur sekalian matiin lampu ya...
tp kaka msh suka lupa aja bun, bajunya d simpan tp lampu belakangnya ga sekalian d matiin.
Komunikasi yg baik seperti apa ya bun agar anak ga lupa aja...ini sdh masuk minggu k tiga, kadang kadang msh suka lupa aja
💌Bunda Tetin yang baik hatinya..
Mengacu pada materi di atas, bisa coba lakukan
# *Keep Information Short & Simple (KISS)*
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
# Kebetulan anak bunda sudah berusia 10th.. Untuk memotivasi anak bunda, bisa dilakukan project 10hari aktivitas mandi. Penilainannya bisa menggunakan ceklis (yang harus diisi anak-anak tentang apa saja yang harus dilakukan anak-anak dalam aktivitas mandi) yang ditaruh di depan pintu kamar mandi misalnya..
Setelah 10 hari berlalu review project mandi ini, duduk bersama anak, eye to eye dan dengarkan aliran rasa yang dirasakan anak-anak selama 10 hari
Semoga terjawab :)✅
3⃣. *Stephanie _ IIP Cirebon*
🖊Apabila anak sudah diajarkan menggunakan kalimat produktif untuk melakukan beberapa hal, misal meminta tolong, negoisasi melakukan sesuatu..tetapi ketika anak bertemu dg orang lain yg berbeda pandangan tentang cara meminta tlg dsb), anak jd mudah marah dan tersinggung..bgmn cara mengatasinya?
💌Bunda Stephanie, Alhamdulillah ya anak2 sudah paham kata2 ajaib di kesehariannya. Sekarang tinggal bunda ceritakan ke anak2 bahwa tidak semua anak sudah diajar kan oleh ortunya kata2 ajaib itu (tolong. Maaf, permisi, terimakasih). Bunda bisa mengajak anak2 tuk menjadi contoh tuk org lain/teman2nya atau bisa juga menasehati tmn2nya dgn cara ini
Contoh:
Kalau ada tmn kakak minta ambilkan sesuatu tanpa minta tolong, tanyakan ke dia. "Apa dulu kata kuncinya? Klo kamu tau kata kuncinya baru aku mau ambilkan." (Kata kuncinya/k ata ajaib "tolong")✅
4⃣ *N. K _ IIP Banten*
🖊Assalamu'alaikum..
Bismillah...membaca materi pertama ini sudah membuat saya sungguh terguncang.
Ga sabar utk bikin tulisan tulisan besar di tembok, sebagai ajang mengingatkan.
Bun,,,aq type ibu yg memang keras, kalau sudah emosi terpancing pasti kalimat negatif itu akan terucap. Misal : tuh khan tadi bunda ud bilang bla bla bla....jadi masa lalunya di ungkapkan kembali.
Apakah anak anak dalam usia 3 dan 5 tahun masih bisa menerima perubahan bundanya ??
😭😭😭😭😭
💌 Bunda type keras? Keras apanya nih hehe? Bunda sayang, terkadang sifat kita menjadi seorang yg pemarah, emosian, keras kepala karena ada sesuatu di masa lalu kita. Karakter negatif itu terbentuk dari masa lalu kita dimana kita belum berdamai dengannya. Coba bunda ingat2 hal masa lalu apakah yg membuat bunda merasa marah, kecewa dsb. Jika sudah diingat, cobalah berdamai dengan masa lalu itu, maafkanlah orang2 yg terlibat di dalamnya. Ingatlah jika saat ini bunda sdh ada di masa sekarang di mana bunda sudah memiliki anak2 yg lucu, Sholeh dan Sholehah. Jangan khawatir terhadap anak2 bunda, mereka lebih pemaaf dr orang dewasa lho, maka segera minta maaflah bila bunda khilaf. ✅
5⃣ *Devy Yuniar _IIP Banten*
🖊Suami saya termasuk tipe orang yang intovert .. jadi gak setiap obrolan kami berakhir dgn "happy ending" 😅😅... Kebanyakan nya menggantung tanpa kesimpulan atau ketidaknyamanan karena maksud yg tidak tersampaikan ... Apa yg harus saya lakukan supaya selalu bisa Ngobrol Asyik dan mendapat sebuah kesimpulan dari topik pembicaraan yg dilakukan ? 🙏🙏✌✌😊😊. ... Haturnuhun ...
💌Bunda Devy yang baik hatinya, yang pertama dilakukan adalah menyiapkan waktu, tempat, dan suasana terbaik untuk mengobrol.
Hindarkan anak-anak, gadget, dan hal-hal yang dapat mengganggu agenda "kencan" kalian berdua.
Gak ada salahnya ditanyakan/buat janji dengan si dia (kalau bisa diagendakan berapa kali dalam seminggu), kapankah waktu yang tepat untuk mengalirkan rasa. Samakan FoE dan FoR bunda dan suami agar dapat saling menerima dan memaklumi tanpa memaksakan.
Selanjutnya setelah mengobrol, terserah anda :D✅
6⃣ *Neneng_ IIP Banten*
🖊materinya pas pisan, kebetulan 1 mingguan ini saya sedang sebeel pisan sama suami, Bakatnya d bidang IT terkadang suka melupakan ada anak dn istri yg butuh d belay Eeaaa,, sedangkan saya org yg ga berani ngomong atau kritik gt, ada ngobrol ya klo ga nyindir ya pas lgi marah baru deh keluar semua keluhan"
naah minggu2 ini, bahkan neneng mnt d ruqyah gegara pengen marah aja setyp lihat suami, setelah saya telusuri puncak marah saat suami lagi main game, padahal pengennya saya suami itu bla bla blaa sialnya saya g berani bicara. laah jadi curhat, kira2 apa yah solusi buat Saya, supaya Pede speak up ke suami??
💌Bunda Neneng apa punya jadwal ourtime dengan suami? Apa sih ourtime? Kalau saya bilangnya spt itu ya, itu adalah waktu dimana saya dan suami punya waktu berdua saja, ya berdua saja tanpa ada anak2. Biasanya kami keliling komplek naik motor atau jalan2 di taman, atau sekedar nongkrong di warung tenda minum bajigur 😀. Tp bukan itu intinya, intinya adalah di saat itulah kami sama2 mengalirkan rasa, kecewa, sedih, bingung yaa apa pun itu. Karena ngobrolnya dikemas dengan hal positif sebelumnya (jln2, makan2, minum2, romantis2an) Insyaallah hal2 negatif yg dibicarakan (tetap dengan kalimat positif penyampaiannya) jd seperti curhatan ke pasangan dan pasangan mau mendengar dan sama2 mencari solusinya.
Yuk bunda atur waktu "ourtime"nya dengan suami. Dimulai dr situ yaa komunikasinya, setelah itu terserah anda 😁✅
7⃣ *Irma Ariyanti_IIP Banten*
🖊Saya memiliki anak yg berumur 2 th 8 bln, ketika saya memberi penjelasan tentang sesuatu, anak sy sering tidak sependapat.
Misal : Ketika pinjam mainan org lain, anak sy selalu berpikir itu adalah mainan punyanya. Saya kasih tau dgn jelas ini mainan bukan punya kita, anak sy malah menangis tantrum.
Bagaimana ya agar anak mengerti dan paham maksud orang tuanya ?
💌Bunda Irma, apa maksud bunda dengan memberitahu dengan jelas ke anak? Coba bunda ingat intonasi saat bunda memberitahu dengan jelasnya spt apa?
Pemahaman anak 2 thn 8 bln kadang tidak seperti yg kita bayangkan ya bunda. Kita sudah jelaskan tp dia malah menangis, bisa jadi dia belum paham apa yg bunda maksudkan. Berikanlah pemahaman2 tentang barang miliknya melalui hal yg menarik, misal dengan dongeng, lagu, dsb. Bunda juga bisa melakukan hal ini, yaitu memberi label nama/stiker ke barang2 miliknya, sehingga dia paham, kalau ada barang yg tidak ada label/stikernya berarti barang itu bukan miliknya ✅
8⃣ *Lusi Mulyantini_ Pandeglang IIP Banten*
🖊Assalamualaikum,, bagaimana menerapkan komunikasi produktif pada pasangan ataupun anak ketika sedang emosi? Saya masih sering kehilangan kontrol kata2 positif saat sedang emosi. Terimakasih.
💌Waalaikum salam Bunda Lusi yang baik hatinya..
Mengacu pada materi di atas,
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Bila sedang berada dalam emosi, yang saya pegang adalah *katakan yg ingin anda katakan bukan yang tidak ingin anda katakan*
Dan ini beurat pisan..
Omongan yg nyakitin itu= yang tidak ingin kita katakan kan ya..
Sehingga lebih baik menghindar untuk cooling down dan berfikir untuk alternatif jalan keluar terbaik :)
Jangan lupa, lelaki punya ego yang tinggi dan tidak mau disalahkan. Oleh karenanya lebih baik kita jangan menggunakan kata-kata yang bernada menyalahkan. Bisa menggunakan kata-kata komparasi.
Papa hebat deh... Tapi lebih hebat bilaaaa.. Coba deh pa..
Semoga terjawab.✅
9⃣ *Ida_ IIP Cirebon*
🖊Assalamualaikum wr wb..maaf saya mempunyai 4 anak yg menjadi kesulitan komunikasi sekarang adalah dengan anak ke 2 dan ke 3 laki2 dua dua nya..jadi anak yg ke 3 sering sekali malas sekolah berakibat kakanya yg ke 2 juga ikut malas sekolah..jadi ke 2 nya saling menggantungkan kalau yg satu semangat pasti yg satu nya ikut semangat..saya dan suami berusaha komunikasi antar ke duanya tapi jawaban nya sama kalau kakang atau Abu sekolah pasti akan sekolah,,hal ini pun sudah di komunikasikan sama pihak sekolah..tapi belum ada jalan keluar..mohon bantuan nya..komunikasi cara apa biar bisa lebih komunikatif anak2 bisa berubah dan lebih semangat...terima kasih
💌Bunda Ida yang baik hatinya,
Setelah berkomunikasi dengan pihak sekolah, apakah bunda dan suami pernah bertanya dari hati ke hati dengan anak-anak apa penyebabnya malas sekolah?
Kita ulik apakah penyebabnya faktor guru, faktor pelajaran tertentu, faktor pertemanan atau faktor lainnya?
Jangan lupa siapkan nada suara terbaik (jangan menghakimi), suasana terbaik (eksklusif per anak satu satu) tanpa gadget dan kemungkinan pengganggu lainnya, dan eye contact.
Semoga terjawab.✅
🔟 *Siti Mutoharoh-Serang IIP Banten*
🖊Saat ingin berbagi cerita dg suami, kadangkala terkendala waktu yang selalu tidak tepat, Kadangkala juga saya sering sekali lupa akan membahas kembali saat waktunya ada, jadi seringkali saya berpikir "ah sudahlah, sudah berlalu", dan sayapun memafkan& mencoba sebisa mungkin menyelesaikan sendiri tantangan yg ada setiap harinya, apakah ini akan berdampak negatif dikemudian hari?
Hatur nuhun BunFasil
💌Bunda Siti yang baik hatinya..
Yang dikhawatirkan dari sikap ini adalah bom waktu yang siap meledak kapanpun karena masalah/endapan perasaan pada suami yang tidak diselesaikan dengan baik..
Terus mencoba untuk berkomunikasi dengan suami dengan kepala dingin saat emosi dari masing masing pihak sudah mereda dan bisa berfikir jernih..
Semoga terjawab😊✅
1⃣1⃣ *Asti_IIP Banten*
🖊Prosesnya tdk mudah. Saya selalu mencoba namun lagi2 selalu gagal. Dalam 1 hari pasti ada saja komunikasi yg kurang efektif. Baik dg pasangan maupun dg anak. Apa ya yg harus kita lakukan agar komunikasi efektif bs selalu saya terapkan terutama u diri saya pribadi. Agar saya bs mengendalikan lisan.
💌Bunda Asti, memang betul mempraktekkan komunikasi efektif itu tidak mudah. Bila dalam 1 hari bunda masih belum berhasil mempraktekkan komunikasi efektif, maka mulailah membreakdown target keberhasilan kita. Mulailah dari 1 menit berusaha tuk mengendalikan lisan, bila berhasil tambahkan jd 5 menit. Bila berhasil tambahkan lagi jd 10 menit, 20 menit, dst. Selalu terus berusaha mengendalikan emosi, dan berdoa agar Allah SWT membantu kita dlm mengendalikan emosi kita.✅
*Bunda Fatma*
🖊Salam
Bgmn mengendalikan anak bungsu laki2 satu2 yg mulai suka nonjok2 sejak dia mulai masuk TK?
Dia g mau skl lagi
Sy senang, krn sepertinya malah jd sering main fisik
Oia tiga kakknya Perempuan
Masuk 5 th Di rumah ada pengajiam anak2 SD,
Justru anak sy yg satu ini suka ngerjain anak2 yg ngaji,, duh malu juga
*Jawab*
💌 Bunda, anak bunda termasuk memiliki sensori motorik yg bagus, hanya saja penyalurannya kurang tepat. Coba bunda arahkan kemampuan Ananda ke arah yg positif misal ajak Ananda tuk berlatih bela diri, dan tanamkan nilai2 moralnya sehingga dia paham kegiatan itu digunakan untuk apa. Dicoba ya Bun ☺✅
*Bunda Ellyana*
🖊Dikala sedang marah dan kesel sama suami saya suka memendam sendiri susah dan gengsi untuk ngajak ngobrol sama suami ujung"nya suka uring"an sendiri #suka begitu 😣 gimana ya caranya biar ga gengsian ke suami kalo pengen cerita ato sekedar mengungkapkan kesalahan yg ada ada di suami sendiri, terimakasih 🙏🏻
*Jawab*
💌Bunda bisa dicek pertanyaan senada sebelumnya ya..jawabannya kurang lebih sama ✅
*Bunda Irma*
🖊Assalamu'alaikum.. Mkasiih jawabannya buun, mau bertanya lagi.. Apakah sama, komunikasi ke anak balita dan batita ? Soalnya saya khawatir, sy sdh memberikan pengertian, tapi mungkin anak umur 2 thn, masih blm mengerti spenuhnya mksd ortu itu seperti apa..
*Jawab*
💌Tentu beda bunda, beda usia tentu beda pemahaman. Terkadang kita sebagai orang tua memaksakan pemahaman kita ke anak, padahal anak belum tentu paham apa yg kita sampaikan. Jadi, cobalah berpikir seperti layaknya anak2, bahasa seperti apa yg kira2 mereka pahami😊✅
*Bunda Hera*
🖊Anak ke 1 laki2 7,5 y yg kedua prmpuan 6y
Setiap hari selalu ada saja bhn pertengkaran di antara mereka
Gmn cara mengatasinya?
Jzk😊
*Jawab*
💌Coba bunda jadi penyelidik dulu ya😄. Apa sih yg masalah mendasar yang mereka ributkan. Bila perlu "interogasi" keduanya secara terpisah agar kita tau apa yang diinginkan keduanya ✅
*Bunda Ririn*
Bunda mau tanya, karna belum punya anak, jd nanya soal anak didik di sekolah hehe. Saya mengajar anak kelas 1 sd, bbrp dr anak2 tsb ada yg selalu menyela pembicaraan, baik guru maupun pembicaraan teman2nya. Bagaimana cara menasihatinya ya bu? Trmksh
*Jawab*
Waah ada ibu guru 😘
Ibu guru yang baik, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, ada baiknya Bu guru membuat kesepakatan mengenai tata tertib dengan para murid saat guru menerangkan (bisa lihat kembali materi Adab Sebelum Belajar). Sehingga murid-murid tahu bagaimana adab dlm menuntut ilmu dan adab kepada guru.
Berikan reward bagi mereka yang tertib melaksanakan adab belajar dan beri juga konsekuensi pada mereka yg belum bisa tertib. Reward bisa berupa stiker bintang yg dikumpulkan tuk ditukar dengan hadiah tertentu selama sebulan. Konsekuensinya adalah tidak mendapatkan reward tersebut. Semoga membantu yaa😄✅
🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
_Game Kelas Bunda Sayang_
Level 1
*TANTANGAN 10 HARI BERKOMUNIkASI PRODUKTIF*
Selamaaat anda memasuki game level 1, di kelas bunda sayang ini.
Dan inilah tantangan bulan ini :
KOMUNIKASI KELUARGAKU
a. Buatlah "family forum" ( forum keluarga) sebagai sarana komunikasi ala keluarga anda.
b. Ceritakan dg narasi pendek dan boleh disertai foto,
🍀Hal menarik apa saja yang anda dapatkan dalam berkomunikasi dengan keluarga anda hari ini?
🍀Perubahan apa yang anda buat hari ini dalam berkomunikasi?
c.Waktu yang kami berikan dari tanggal 24 januari - 11 feb 2017.
d. Anda cukup mengupload/menceritakan 10 hari dari 17 hari yg kami sediakan.
e. Setiap kali posting/upload gambar jangan lupa pakai hastag
#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
f. Posting link tulisan dan foto anda di grup FB kelas
g. Bagi anda yang sudah menyelesaikan tantangan di level 1 ini dengan tepat waktu akan mendapatkan badge cantik bertuliskan
_I'm responsible for my communication result_
yang sudah disiapkan oleh para tim fasilitator bunda sayang.
_Selamat berkreasi dalam membangun komunikasi_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang 2017/
🌻🌻🌻🌈🌈🌈🌻🌻🌻🌈🌈🌈
FAQ Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif
❓Apakah tantangan 10 hari komprod ini harus dengan keluarga lengkap?
➡ _Tidak ada ketentuan yg mengatakan harus lengkap_
Full team
_buat anda yg sdh berkeluarga dan berada di satu lokasi, silakan praktek dg keluarga anda full team_
LDR
_Buat anda yg LDR bisa membuat forum via online_
Single parent
_Bisa buat forum keluarga dengan anak anda_
Single
_Bisa tulis perubahan komunikasi anda dari hari ke hari dg diri sendiri, dengan teman/partner kerja_
❓Apakah harus dengan foto?
➡ _di aturan tertulis *boleh*_ _disertai foto, artinya_ *tidak harus*. _Yang utama adalah_
1. _ini forum komunikasi ala keluargaku, mana forum komunikasi ala keluargamu_? _silakan tulis pengalaman membuat forum komunikasi kel anda_ *setiap hari*l
2. _perubahan apa saja yg anda lakukan dalam berkomunikasi hari ini_ ?
❓Apakah harus per hari, bolehkah sekaligus posting 10 hari?
➡ _ya harus ditulis per hari, krn kita akan belajar konsisten_
⛔ Tidak boleh posting sekaligus 10 hari.
❓Apakah boleh ditulis di blog per harinya?
➡ _boleh, link tulisan di blog anda share via thread fb yg dibuat oleh petugas_
❓Utk family forum ini bentuk dan bahasannya bebas kan?
➡ ya bebas
❓Cerita ttg family forum-nya harus aktual trjadi di hari pelaporan, atau bisa menceritakan ttg family forum yg dulu pernah dilakukan?
➡. _*Tantangan ini adalah mempraktekkan ilmu, artinya harus "cerita hari ini" bukan "cerita dulu". Tidak harus selalu kesuksesan membuat forum atau berkomunikasi, boleh juga cerita kegagalan membuat forum dan berkomunikasi. Kalau cerita kegagalan di bagian akhir harus anda tulis, pelajaran yang anda dapatkan dari kegagalan tersebut*_
🌾🌈🌾🌈🌾🌈🌾🌈🌾🌈🌾🌈
Mari kita samakan FoR kita :
Kunci dari game level 1 ini adalah :
*Komitmen*
*Konsistensi*
*Mengamalkan ilmu*
[25/1 8:23 PM] MbWeningIIP: Komitmen ➡ mengikuti program bunda sayang dari awal hingga akhir.
Konsisten ➡ menjalankan tantangan 10 hari secara berkelanjutan dan terus menerus, prinsipnya porsi kecil tapi sering
Mengamalkan ilmu ➡ mempraktekkan ilmu setelah mendapatkan materi bunda sayang. Bukan menuliskan praktek komunikasi yg sudah lama berlalu.
Dari 3 hal tsb kita akan melihat "perubahan"
☔💧☔💧☔💧☔💧☔💧☔💧☔
Cemilan Rabu : 12 Gaya Populer, Penghambat Komunikasi Kita
📆Hari baru, Semangat Baru
Satu minggu sudah kita memperdalam materi "Komunikasi Produktif". Dan teman-teman saat ini sedang melatih kekonsistenan diri dalam menjaga komunikasi dengan diri kita sendiri, dengan partner atau rekan kerja dan dengan anak-anak kita. Banyak tantangan ya pasti, tapi seru. Di pekan pertama ini, kami ingin berbagi tentang 12 gaya populer, yang menghambat komunikasi kita.
Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar tentang 12 gaya populer (parenthogenic). Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa tidak percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri.
Padahal sangat penting bagi anak untuk belajar percaya dengan perasaannya dan dirinya, hal tersebut akan mendukung perkembangan emosinya dan mendorong anak tumbuh menjadi percaya diri.
Jika perkembangan emosi anak baik, ia juga akan memiliki kontrol diri yang baik ketika menghadapi suatu masalah, bahkan ia akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Berikut adalah contoh-contoh 12 gaya populer:
1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”
2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”
3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”
4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”
5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”
6⃣Mengancam,
contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”
7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”
8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”
9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”
🔟Mengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”
1⃣1⃣Menyindir,
contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”
1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”
Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
_Sumber bacaan_:
_Elly Risman, Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga, artikel, 2014_
_Tim Fasilitator Bunda sayang IIP, Hasil Tantangan 10 hari, komunikasi produktif, 2017_
☔💧☔💧☔💧☔💧☔💧☔💧☔
☕🍪 _cemilan rabu #2_ 🍪☕
*BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP HASIL KOMUNIKASI KITA*
Bulan ini bagi teman-teman yang sudah bisa menyelesaikan tantangan 10 hari, akan mendapatkan badge yang bertuliskan
_I'm responsible for my communication result_
Artinya apabila hasil komunikasi kita dengan pasangan hidup, dengan anak-anak, dengan teman-teman di komunitas, rekan kerja dan masyarakat sekitar kita, tidak sesuai harapan, maka jangan salahkan penerima pesan, kitalah yang bertanggung jawab untuk mengubah strategi komunikasi kita.
Contoh kasus saya pernah jengkel dengan assisten rumah tangga saya yang biasa dipanggil budhe. Berkali-kali diberitahu cara setrika yang benar, tapi hasilnya selalu salah.
Kondisi seperti ini biasanya akan menyulut emosi kita ke penerima pesan.
Maka saya harus segera mencari orang ketiga untuk cari solusi lain.
Saya ceritakan kondisi ini ke pak dodik, beliau hanya menjawab simple
"Kalau sekali saja diberitahu langsung paham, maka budhe itu sudah pasti jadi manager sebuah bank, bukan kerja di rumah ini"
(😀 beginilah salah satu gaya komunikasi pak dodik)
Hmmm....sayalah yang harus mengubah strategi komunikasi saya, artinya gaya komunikasi saya tidak tepat saat itu, bukan salah budhe.
Akhirnya ketemulah pola, kalau berkomunikasi dengan budhe harus diberi contoh, tidak hanya diberitahu lewat omongan saja.
Ini baru satu contoh komunikasi kita dengan assisten rumah tangga, belum lagi kasus komunikasi kita dengan ibu kita atau dengan ibu mertua kita, pasti makin kompleks. Dan yakinlah semua itu membuat kita makin terampil berkomunikasi, selama kita tidak menyalahkan hasil komunikasi kepada orang yang kita ajak bicara.
_There is NO failure, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE our strategy_
Tidak ada kegagalan berkomunikasi itu yang ada hanya hasil yang berbeda, tidak sesuai harapan, untuk itu segera ubah strategy komunikasi anda.
Ingat satu hal ini, pada dasarnya kebutuhan manusia yang paling dalam adalah keinginan agar perasaannya didengar, diterima, dimengerti dan dihargai.
Jadi dalam komunikasi, kita perlu meningkatkan kemampuan kita dalam mencoba memahami perasaan orang lain, apakah itu teman, pasangan hidup, rekan kerja, atasan, anak atau siapapun juga yang menjadi lawan bicara kita.
Untuk anak-anak, seringkali mereka belum mampu untuk mengatakan apa yang mereka rasakan, bisa jadi karena perbendaharaan kata mereka yang belum banyak.
Maka mereka akan menggunakan bahasa tubuh bahkan jauh ketika mereka belum pandai berbicara.
Sebagai orang tua maka kita harus meningkatkan kepekaan kita dalam menangkap makna dibalik bahasa tubuh dan perasaan apa yang mendasari sehingga kita bisa memahami perasaan yang ingin disampaikan si anak.
Rasa kurang percaya diri biasanya muncul karena kita “menidakkan perasaan” sehingga lawan bicara menjadi bingung, kesal, tidak mengenali perasaannya sendiri akhirnya tidak percaya pada perasaannya sendiri.
Jadi ingat dialog saya dan ibu waktu kecil
Saya : “Ibu, aku benci sama pak Guru. Tadi aku dimarahi di depan kelas”
Ibu : “Pasti kamu melakukan kesalahan makanya pak Guru marah sama kamu. Tidak mungkin kan pak Guru tiba-tiba marah”
Kalimat itu membuat saya jengkel sekali karena ibu seakan-akan justru membela pak guru dan otomatis menyalahkan saya.
Padahal saya hanya ingin di dengarkan. Sehingga kalimat
"Mbak jengkel banget ya sama pak guru, sini duduk sebelah ibu, minum teh hangat, dan mbak lanjutkan ceritanya"
Selamat melanjutkan tantangan komunikasi anda, jangan pernah menyerah walau kadang anda merasa lelah.
Salam Ibu Profesional,
/Septi Peni/
Sumber bacaan :
_Pengalaman pribadi dalam menghadapi tantangan komunikasi sehari-hari_
🌼🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃
*_Review Tantangan 10 Hari_*
_Materi Bunda Sayang #1 :_
_Institut Ibu Profesional_
*KOMUNIKASI PRODUKTIF*
Pertama, Kami ucapkan selamat kepada teman-teman yang telah melampaui tantangan 10 hari dalam berkomunikasi produktif, dinamika yang terpancar dalam tantangan 10 hari ini sungguh beragam. Mulai dari memperbincangkan hal teknis sampai dengan tantangan nyata komunikasi kita dengan diri sendiri, dengan pasangan dan dengan anak-anak. Mungkin beberapa diantara kita tidak menyadari pola komunikasi yang terjadi selama ini, tetapi setelah mengamati dan menuliskannya selama 10 hari berturut-turut dengan sadar, baru kita paham dimana titik permasalahan inti dari pola komunikasi keluarga kita.
*KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI*
Dari “TANTANGAN 10 HARI” sebenarnya kita bisa melihat pola komunikasi dengan diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai satu kalimat di atas. Limit yang kita tentukan bersama di tantangan ini adalah 10 hari, maka kita bisa melihat masuk kategori tahap manakah diri kita :
a. Tahap Anomi : Apabila diri kita belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, belum mulai menulis tantangan 10 hari satupun, karena mungkin belum memahami makna dari sebuah konsistensi.
b.Tahap Heteronomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, tapi belum konsisten. Kadang menuliskannya, kadang juga tidak. Hal ini karena dipicu oleh pemahaman dan mendapatkan penguatan dari lingkungan terdekat yang membentuk opini dan persepsi sendiri.
c. Tahap Sosionomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, dan sudah mulai konsisten. Menjalankan tantangan tepat 10 hari. Hal ini karena dipicu sebuah kesadaran dan mendapat penguatan dari lingkungan terdekat.
d. Tahap Autonomi : Apabila diri kita terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten, tidak hanya berhenti pada tantangan 10 hari, anda terus melanjutkannya meski tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang menilai. Berkomunikasi produktif sudah menjadi budaya dalam kehidupan anda.
“10 Hari” adalah Limit terendah kita, hal tersebut hanyalah sebuah tetapan untuk mempermudah tercapainya sebuah tujuan.
Maka komunikasi kita dengan diri sendiri harus bisa terus mengupgrade limit tersebut. Dari sekarang kita harus paham benar bahwa limit kita adalah unlimited. Tidak ada yang mampu membatasi kita kecuali diri kita sendiri. Dengan konsep tersebut maka tidak ada yang tidak mungkin. Tentukan limit anda setinggi mungkin untuk diraih dan selalu diperbarui. Kuncinya adalah komunikasi produktif dengan diri sendiri.
_The greater danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it_ – Bahaya besar bukan karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh lebih berbahaya jika kita mempunyai target yang terlalu rendah dan kita berhasil mencapainya – Michael angelo
*KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN*
Dalam prakteknya ternyata ini menjadi bagian yang sangat seru yang dihadapi oleh teman-teman semua. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola komunikasi anda dengan pasangan
yaitu :
a. Faktor Eksteropsikis ( Ego sebagai Orangtua)
Yaitu bagian dari kepribadian yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus & semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya..
contoh : Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP).
Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP).
b. Faktor Arkeopsikis ( Ego sebagai anak-anak)
Yaitu bagian dari kepribadian yang menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif,masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebagainya. Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak
contoh : Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.
c. Faktor Neopsikis ( Ego sebagai orang dewasa)
Yaitu bagian dari kepribadian yg objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..
contoh : Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, ber¬sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya, adalah ciri-ciri komunikasi orang dewasa.
Ketiga Ego tersebut dimiliki setiap orang, kita lihat dari caranya berkomunikasi, kalimat yang dipilih dan bahasa tubuh yang digunakan.
ANALISIS TRANSAKSIONAL KOMUNIKASI
a.TRANSAKSI KOMPLEMENTER
jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.
Contoh :
ketika suami meminta kita berbicara berdasarkan fakta, maka balas komunikasi tersebut dengan hal-hal yang logis.( ego dewasa)
suami : : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika - ego dewasa)
istri : “ayo kita cari tahu bareng, terakhir ayah lepas arloji itu dimana? ( menggunakan e go dewasa)
b.TRANSAKSI SILANG
terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah¬pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
Contoh :
ketika partner kita mengajak komunikasi berdasarkan ego dewasa, kita menanggapinya dengan ego anak-anak.
Suami : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika - ego dewasa)
Istri : “Mana kutahu, aku udah capek seharian ngurus anak-anak, masih diminta ngurus arloji” ( menggunakan ego anak-anak )
pasti akan menyulut respon emosi.
c.TRANSAKSI TERSEMBUNYI
jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar¬pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter¬sembunyi.
Contoh:
Seorang ibu masuk ke dalam sebuah toko untuk membeli sebuah lemari es. Sang penjual memperlihatkan beberapa merk, dengan menyebutkan harganya. Sang ibu melihat lemari es yang tinggi dan bertanya: “Berapa harga yang tinggi itu?” (ungkapan dari ego state dewasa dan mengharapkan respon dari ego state dewasa juga).
Penjual itu kemudian menanggapi: “Yang itu terlalu mahal bagi Ibu.” Tanggapan ini memang terlihat sebagai transaksi antara ego state dewasa dan dewasa, tetapi ada unsur tersembunyi di dalamnya yang tidak jadi terumuskan, yaitu: “Ibu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli yang mahal itu”. Kemudian sang ibu merasa tersinggung, dan memang begitulah maksud penjual itu, menyinggung perasaan sang ibu dengan mengatakan bahwa ibu itu tidak mampu membeli lemari es yang mahal.
Menanggapi pernyataan itu, untuk membuktikan bahwa dirinya mampu membeli barang mahal itu, sang ibu lalu berkata: “Yang tinggi itu mau saya beli!”.
_There is No failure, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE our strategy_
" *Tidak ada kegagalan berkomunikasi, yang ada hanya hasil yang berbeda (tidak sesuai harapan), untuk itu segera ubah strategi komunikasi kita* "
⛅☁⛅☁☁⛅☁⛅☁☁⛅☁⛅
Bundas hadir kembali cemilan Rabu, silakan dikunyah sambil ngeteh yaa☕
_Cemilan Rabu #3_ plus _Review #3 Komunikasi Produktif_
*BERKOMUNIKASI SESUAI BAHASA CINTA ANAK*
Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD, dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat 5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta, yakni;
1. Sentuhan Fisik,
2. Kata-kata Mendukung,
3. Waktu Bersama,
4. Pemberian Hadiah,
5. Pelayanan.
Umumnya setiap anak bisa menerima cinta melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa yang paling dominan pada masing-masing anak. Berikut adalah tips dalam berkomunikasi dengan si kecil sesuai bahasa cintanya.
1.Apabila bahasa cinta anak kita adalah Sentuhan Fisik
* Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.
* Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.
* Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.
* Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan jelaskan bahwa pengajaran yang diberikan adalah untuk kebaikannya dan Anda tetap sayang padanya.
* Saat memilih hadiah untuknya, beri benda yang dapat ia pegang/peluk, seperti bantal, boneka, atau selimut.
* Saat menghabiskan waktu bersama si kecil, seperti menonton televisi bersama, duduklah berdekatan dengannya, sambil berpelukan.
* Sering-seringlah bertanya padanya apakah ia mau digandeng atau dipeluk.
* Apabila ia terluka, pegang dan peluk mereka untuk memberi kenyamanan.
2.Apabila bahasa cintanya adalah Kata-kata Mendukung
* Saat menyiapkan bekal untuknya, masukkan kertas kecil berisi kata-kata mendukung.
* Saat ia berhasil mencapai prestasi, tunjukkan rasa bangga Anda dengan memberi kata-kata membangun, seperti “Mama bangga dengan adik bermain adil di permainan tadi,” atau “Kakak baik sekali membantu adik membangun rumah-rumahan itu.”
* Simpan hasil karya si kecil, seperti lukisan atau tulisan, dan pajang dengan tambahan tempelan kertas mengapa Anda bangga dengan karyanya itu.
* Biasakan mengucap kata, “Mama sayang kamu,” tiap berpisah dengan si kecil atau menidurkannya di malam hari.
* Saat si kecil bersedih, bangun kepercayaan dirinya dengan mengucapkan alasan-alasan yang membuat Anda bangga padanya.
3.Apabila bahasa cintanya adalah Waktu Bersama
* Coba libatkan anak dalam aktivitas-aktivitas Anda, seperti belanja ke supermarket, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya.
* Saat si kecil ingin bercerita, hentikan sejenak aktivitas Anda untuk benar-benar menatap dan mendengarnya.
* Ajak si kecil memasak bersama, seperti membuat kue atau camilan lainnya.
* Tanyakan kepada si kecil mengenai tempat-tempat yang ingin ia kunjungi, dan jika ada kesempatan, beri kejutan dengan mengajak mereka ke tempat-tempat tersebut.
* Biasakan untuk memintanya menceritakan hari yang ia lalui di sekolah atau aktivitas lain yang telah ia lakukan.
* Saat mengajak si kecil bermain, bermainlah bersamanya ketimbang hanya menonton.
* Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, tetapkan jadwal bermain dengan masing-masing anak secara individu, tanpa melibatkan yang lain.
4. Apabila bahasa cintanya adalah Pemberian Hadiah
* Kumpulkan hadiah-hadiah kecil (tak perlu mahal) untuk diberikan kepada si kecil di saat-saat yang pas.
* Bawa permen atau camilan kecil lain yang dapat Anda berikan pada si kecil saat sedang bepergian.
* Beri makanan kesukaan si kecil, Anda bisa memasaknya sendiri atau mengajak si kecil ke restoran kesukaannya.
* Buah sebuah “kantong hadiah” berisi hadiah-hadiah (tak perlu mahal) yang dapat dipilih si kecil saat ia melakukan prestasi.
* Saat menyiapkan bekal untuknya, selipkan hadiah kecil untuknya.
* Buatkan semacam permainan teka-teki untuknya mencari hadiah dari Anda.
* Daripada membeli hadiah ulang tahun yang mahal, buatkan pesta ulang tahun meriah di tempat yang ia sukai.
5.Apabila bahas cintanya adalah Pelayanan
* Temani ia saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.
* Saat ia sedih atau menghadapi kesulitan, buatkan makanan kesukaannya.
* Daripada menyuruhnya tidur, gendong atau gandeng mereka ke tempat tidur.
* Saat sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, bantu mereka memilih pakaian untuk hari itu.
* Mulai ajarkan si kecil mengasihi orang lain dengan memberi contoh membantu orang lain atau memberi sumbangan kepada orang yang kurang mampu.
* Saat si kecil sakit, angkat semangatnya dengan menonton film, membaca buku, atau masak sup yang ia sukai.
* Saat menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam, selipkan makanan penutup atau camilan kesukaan mereka.
Cara mengamati bahasa cinta anak :
1. Amati cara si Kecil mengekspresikan cintanya pada Mama
Apabila si Kecil seringkali mengucapkan “Aku sayang Mama” atau “Terima kasih Mama atas makan malam yang enak”, Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin adalah “Kata-kata Mendukung”.
2. Amati cara si Kecil mengekspresikan cinta kepada orang lain
Apabila si Kecil seringkali ingin memberikan hadiah kepada teman atau gurunya, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Pemberian Hadiah”.
3. Pelajari apa yang seringkali diminta oleh si Kecil
Apabila si Kecil sering meminta Mama untuk menemaninya bermain atau membacakan cerita untuknya, maka Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin “Waktu Bersama”. Sedangkan kalau si Kecil sering meminta pendapat Mama mengenai apapun yang sedang dilakukannya, seperti “Mama suka ga sama gambarku?” atau “Bajuku bagus ga Ma?”, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Kata-kata Mendukung”.
4. Pelajari apa yang seringkali dikeluhkan oleh si Kecil
Apabila si Kecil sering mengeluh mengenai kesibukan Mama atau Papa diluar rumah, seperti “Papa kok kerja terus yah” atau “Mama kok ga pernah mengajakku ke taman lagi,” maka mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Waktu Bersama”.
5. Beri 2 pilihan kepada si Kecil
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Mama bisa menanyakan apa yang diinginkan si Kecil, untuk menemukan Bahasa Cinta yang dominan padanya. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa pilihan antara 2 Bahasa Cinta. Contohnya, saat Mama ada waktu luang, dapat memberi pilihan kepada si Kecil seperti “Sore ini adik mau Mama temani jalan-jalan atau mau Mama betulkan rok adik yang rusak?”, dengan memberi pilihan ini maka Mama memberikan pilihan antara Bahasa Cinta “Waktu Bersama” atau “Pelayanan”.
_Sumber bacaan_:
_Gary Chapman & Ross campbell M.D, The 5 Love language of children, jakarta, 2014_
_Eric Berne, Games people Play, jakarta_
_Eric Berne, Transaksional Analysis, jakarta._
.
Komentar
Posting Komentar