Tanya-Jawab Materi#1 Home Education (HE)
TANYA>>
*Persiapan Memulai HE*
*Karlina, Bekasi*
*Revika, Banda Aceh*
*Mardiyah, Sidoarjo*
*Rahma, Jogja*
*Anna, Sidoarjo*
*Fitien, Jombang, Jawa Timur*
Assalamu’alaikum warahmatullaah wabarakatuh,
1.Saya sudah agak kebayang tentang HE ketika dianalogikan dengan turunnya Al-Quran yang berangsur-angsur dan tidak urut sesuai kondisi dan peristiwa. Seperti ketika ada orang buta BAK di depan masjid, baru turunlah surat abasa, Allah nggak bilang "nanti akan ada orang buta, engkau Muhammad jangan begini jangan begitu"
✔ Tapi bagaimana garis besarnya penerapan HE berbasis fitrah pada anak-anak yang belum sempurna akalnya?
✔ Apa saja yang kami persiapkan sebagai orangtua untuk memulai FBE?
2.Saat ini saya berniat untuk menerapkan HE, tapi mengingat anak-anak selalu bertanya hal yang tidak terduga, bagaimana saya menyiasati pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh anak saya, yang apabila di sekolah hal-hal seperti itu didapatkan dari pelajaran sekolah (misal: tentang terjadinya hujan, tentang awan, dsb).
✔ Adakah kurikulum baku dalam menerapkan HE?
✔ Hal mendasar apa yang wajib saya kuasai untuk memulai HE?
3.Apakah konsep HE ada sebuah manhaj atau panduan pokoknya, yang bisa kita jadikan parameter kita sebagai pendidik, masih on the track atau tidak?
Adakah parameter proses HE berjalan ideal?
4.Saya mau bertanya tentang bagaimana HE dan HS itu sendiri. Saya baru saja bergabung dalam grup HEbat dan IIP. Ada rasanya bahwa saya ingin juga menjadi fasbel anak untuk HS selain kegiatan sekolahnya yang perdana segera dimasuki ananda PAUD bulan juli nantinya.
✔ Untuk seorang yang buta akan HS dan HE itu sendiri. Modal persiapan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan ?
✔ Pemikiran pemikiran yang bagaimanakah agar anak tidak kehilangan fitrah nya karena terkadang kami masih terbayang bayang bahwa tolak ukur keberhasilan anak adalah tercapai target orang tua ingin anaknya seperti ini dan seperti itu.
Mohon bantuan pencerahannya agar tidak salah jalur dalam membersamai mereka. menjadi fasbel untuk mereka.
5.Apakah di grup HEbAT nanti juga akan dijelaskan cara / tips mendidik dengan HE berdasarkan fitrah-fitrah pada diri anak?
JAWAB>>
1⃣Persiapan Memulai HE
Ayah Bunda yang baik,
HE berbasis fitrah sangat mengutamakan tahapan perkembangan anak,
Tahap 0-6 tahun adalah tahap penguatan Konsepsi dengan Imaji Imaji keindahan atau positif
Tahap 7-10 tahun adalah tahap penumbuhan Potensi dengan aktifitas di alam dan kehidupan
Tahap 11-14 tahun adalah tahap pengujian Eksistensi dengan pemberian tanggungjawab pada kehidupan nyata.
Jadi anak anak yang belum sempurna aqalnya, umumnya usia 0-6 tahun, lebih banyak kepada abstraksi dan imajinasi untuk menguatkan konsep Allah, konsep belajar dan bernalar, konsep sifat unik, konsep individualitas/ego, konsep gender dstnya
Orangtua diminta untuk membaca dan memahami framework dengan cermat dan teliti, kemudian rileks dan optimis menjalaninya sesuai keunikan fitrah anak dan fitrah keluarga masing masing. Kemudian menyadari bahwa upaya mendidik fitrah pada akhirnya adalah menghantarkan anak pada peran peran peradaban terbaiknya dengan adab mulia ketika aqilbaligh.
Karenanya HE berbasis fitrah tidak memiliki kurikulum baku, yang ada adalah Framework FBE dimana ayahbunda dapat merancang kegiatan untuk menumbuhkan setiap aspek fitrah sesuai tahapan yang ada di dalam framework. Anak kita tidak boleh dibandingkan dengan standar atau anak lain, tetapi dibandingkan dengan capaiannya sendiri sesuai fitrahnya pada tiap tahap perkembangannya.
Indikator indikator dalam framework diberikan untuk tiap tahap, namun bukan capaian pengetahuan atau skill, karena tiap anak akan berbeda kebutuhan skill dan knowledge, tetapi indikator capaian terkait tumbuhnya tiap aspek fitrah dan aspek adab yang menjadi tanggungjawab orangtua..
Yakinlah bahwa anak yang tumbuih fitrah belajar dan bernalarnya dengan hebat, akan belajar dan menjadi inovator yang menebar rahmat sepanjang hidupnya. Namun, anak yang banyak diajarkan, akan selalu meminta diajarkan sepanjang hidupnya. Begitupula anak yang fitrah keimanannya tumbuh hebat dalam wujud gairah dan cinta kepada Allah, Rasulullah SAW, Kitabullah akan mendalami dan mengamalkan Islam sepanjang hidupnya. Anak yang hanya dibebankan taklif syar'i tanpa tumbuh fitrahnya, maka akan meninggalkan semuanya ketika kita wafat kelak.
Dalam HE para orangtua tidak perlu menjadi guru yang tahu semua hal, tetapi menjadi orangtua sejati yang menemani dan membersamai berbagai hal yang ingin dipelajari anak dan membentuk sikap serta menumbuhkan fitrahnya ✅
TANYA :
2⃣ *Innerchild dan Trauma Masa Lalu*
*Kurnia, Surabaya*
*Anis, Jogja*
*Mery, Aceh*
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
1.Contoh inner child itu seperti apa ya?
2.Latar belakang keluarga saya dan suami dalam mendidik sangat berbeda. Kami bersepakat akan mencari metode yang mengkombinasi keduanya karena ada beberapa hal yang menurut kami justru membawa tekanan pada saat kami dewasa.
Masalahnya, saya pernah mengalami tekanan sosial dan mental yang buruk saat masih anak dan remaja yang membuat saya trauma. Saya takut hal tersebut berdampak pada saat saya mendidik anak anak kami. Bagaimana solusinya?
3.Saya merasa kekurangan dan ketidakpercayaan diri saya sebagai orang tua sangat dipengaruhi oleh trauma masa kecil. Saya sulung, suami juga sulung. Kami sama-sama dibebankan dengan gelar anak sulung.
Bagaimana kami dapat mendidik anak anak kami nantinya dengan adil dan bijak tanpa takut mereka terbebani dengan status apakah mereka sulung, tengah, atau bungsu?
JAWAB :
2⃣ Innerchild dan Trauma Masa Lalu
Ayah Bunda yang baik,
1. Innerchild adalah istilah tentang sifat sifat anak anak yang masih ada dan terbawa sampai orang dewasa. Tidak semuanya buruk, namun seringnya memang sikap atau opini yang terbentuk karena diakibatkan traumatis masa lalu. Kasus seperti Cinderella Complex atau Peterpan Syndrome juga dianggap bagian dari sifat kanak kanak yang terbawa sampai dewasa karena tidak tumbuh sebagaimana mestinya.
2. Memang "innerchild" ini umumnya terbawa dalam pola mendidik atau mengasuh anak, tetapi jika menyadari penyebabnya di masa lalu, lalu melihatnya dengan sadar pada saat ini dengan pemahaman jauh lebih baik di masa kini, insyaAllah perlahan akan pudar.
Karenanya itulah perlunya Tazkiyatunnafas setiap saat, agar Allah berikan qoulan sadida, ucapan dan tutur yang berkesan mendalam, idea yang bernas dan menginspirasi hebat, perilaku dan tindakan yg layak diteladani, serta hati yang tenang dan empati tinggi sehingga mampu menangkap jeritan hati dan perasaan anak.
Jadi tak perlu khawatir, sesungguhnya mendidik fitrah ananda, pada ghalibnya adalah mendidik fitrah kita sendiri.
Raise Your Child, Raise Yourselves
Coba kau tumbuhkan fitrah anak anakmu, kau kan temukan fitrahmu yang layu kembali tumbuh indah mempesona
Coba kau gairahkan anakmu agar cintai Tuhanmu, kau kan temukan fitrah imanmu pada Tuhanmu kembali bersemi
Coba kau petakan sifat unik anakmu dalam gairahnya beraktifitas, kau kan temukan fitrah bakatmu muncul ke permukaan
Coba kau inspirasikan idea hebat hingga anakmu antusias bereksplorasi, kau kan temukan fitrah belajar n nalarmu kembali menyala
Coba kau lekatkan cinta akrabmu pada anakmu dengan tulus, kau kan temukan fitrah keayahan atau fitrah keibuanmu merekah lagi
Coba kau empatikan rasamu pada kebutuhan anakmu lalu imajikan ide hebatmu, kau kan temui fitrah cinta dan mendidikmu eksis kembali
Coba kau bersamai aktifitas fisik anakmu, kau kan temui fitrah jasmanimu bergerak kembali
Coba kau ekspresikan, tuturkan dan narasikan kisah kisah bersastra indah pada anakmu, kau kan temui fitrah bahasamu mengalir indah lagi
Coba kau hidupkan imaji imaji keindahan Allah dan ciptaanNya kepada anakmu, kau kan temui fitrah keindahanmu membiru kembali
Coba dan cobalah terus merawat dan menumbuhkan fitrah anak anakmu, sampai kau temukan fitrahmu kembali kepada kesejatiannya, kau kan sadar karunia anak adalah hal terindah dalam hidupmu
✅
TANYA :
3⃣ *Memupuk Rasa Percaya Diri*
*Ani CH, Sidoarjo*
*Anis, Jogja*
*Fitien, Jombang, Jawa Timur*
*Mardiyah, Sidoarjo*
*Prima, Banten*
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Banyak orangtua merasa 'tidak siap' untuk mempraktikkan HE, dengan berbagai alasan..
✅Saya tidak bakat mendidik, karena tidak telaten.
✅Saya bingung, harus mulai dari mana, cari kurikulum dimana
✅Saya tidak punya banyak waktu, karena saya bekerja
✅Saya tidak sanggup, karena ayahnya tidak terlibat, saya sendirian pasti repot
✅Saya tidak yakin, apakah menerapkan HE akan menjamin anak saya bisa sukses.
1.Bagaimana cara mengatasi 'rasa tidak siap' seperti ini, padahal mulai menyadari pentingnya HE?
2.Terkait tahapan HE tentang proses pembentukan anak di rahim. Apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan selama menanti kelahiran anak oleh orang tua? Karena sebagai orang tua maupun calon orang tua sering sekali saya merasa banyak kekurangan. Takut salah langkah.
3.Bagaimana agar sebagai orang tua bisa punya rasa percaya diri untuk mendidik anak secara HE? Karena kadang-kadang muncul perasaan tidak PD dan takut salah
4.Saya sebenarnya sepakat sekali dengan konsep HE.. Tapi saya merasa kurang PeDe untuk bisa mengambil peran pendidikan anak2 saya smuanya (setidaknya ada juga banyak hal baik yang saya ambil dari sistem sekolah formal, karena say produk sekolahan juga). Saya bingung memulai HE dari mana?
5.Untuk kedua anak saya ini yang jaraknya cukup jauh (11 Tahun dan 22 Bulan) saya sangat berharap dapat menerapkan pendidikan yang sesuai dengan yang seharusnya. Terkait ini saya mohon masukan baiknya seperti apa agar saya bisa menjalankan peran untuk kedua anak saya yang perbedaan usianya jauh?
Jazakillah khoiron katsiro 🙏🏽
JAWAB :
3⃣Memupuk Rasa Percaya Diri,
AyahBunda yang baik,
1. "Rasa tidak siap" berangkat dari kesalahpahaman bahwa
a. HE dianggap mengajarkan semua hal, padahal HE fokus pada fitrah dan adab
b. HE dianggap memindahkan sekolah ke rumah dan menyangka menjadi guru, padahal HE belajar bersama anak dan bersama menumbuhkan fitrah
c. HE dianggap pilihan. Sesungguhnya anak bersekolah atau tidak bersekolah, HE adalah kewajiban. Allah telah memberikan anak anak kita fitrah yang cukup hebat untuk menjalani peran kekhalifahannya dan penghambaannya. Allah juga telah mencurahkan banyak hikmah kpd para orangtua asal mau menyambut panggilan Allah untuk mendidik anak anaknya
2. Persiapan mendidik anak tentu dimulai saat mempersiapkan diri untuk menjadi lelaki sejati atau perempuan sejati, kemudian mengikrarkan diri utk menjadi ayah sejati dan ibu sejati dalam sebuah pernikahan. Kemudian dimulai dengan adab adab suami istri yang disunnahkan, sehingga masa kehamilan tiba. Intinya banyaklah mendekat kepada Allah, memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan fisik secara alamiah, dan menjaga ketenangan jiwa. Fitrah adalah jalan sukses, mendidik sesuai fitrah adalah cara sukses, dan doa doa ibu adalah kunci sukses.
3. Yakinlah bahwa mendidik anak adalah panggilan Allah, dan ALlah tidak salah pilih ketika mengamanahkan anak kepada kita. Pandanglah anak anak kita sebagai karunia yang tiada terkira yang akan mengantarkan kita kepada pahala pahala besar dan syurgaNya. Yakinlah bahwa Allahlah Murobby anak anak kita, Allahlah Yang Paling Tahu fitrah anak anak kita dan Allahlah yang senantiasa menjaga anak anak kita. Maka sambutlah panggilan Allah utk mendidik anak dengan semangat agar Allah berikan banyak hikmah dalam mendidik. Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu, tetapi memampukan mereka yang terpanggil
4. Secara teknis mulailah berkegiatran bersama anak yang paling sederhana atau yang selama ini sering dilakukan. Kini mulailah perlahan membuat catatan catatan untuk mengamati secara empati mendalam setiap aspek fitrahnya. Lalu jadikan hasil pengamatan itu menjadi rancangan kegiatan berikutnya, dan lakukan kembali pengamatan mendalam setiap aspek fitrah utk kegiatan berikutnya. Begitu seterusnya, makin lama makin seru dan makin dalam kita mengenal ananda. Pada saatnya kita akan memahami pola fitrah ananda, dan mampu merancang personal kurikulum sesuai pola fitrahnya
5. Lakukan pemetaan fitrah ananda, baik yang usia 11 tahun dan 22 tahun. Lihatlah fitrah mana yang terlewat ditumbuhkan atau nampak menyimpang. Ajak dialog untuk mencari solusi bagi masalah maupun potensi utk dikembangkan. Anak usia 10 ke atas sudah dapat diajak merancang masa depan melalui potensi potensi yang dimilikinya. Serap juga harapan2nya, kegelisahannya, potensi potensinya, masalah masalahnya dstnya.
Jika kita rutin melakukan ini, maka kita akan punya perencanaan masa depan ananda, sesuai potensi fitrahnya. Selain itu, seringnya merancang bersama akan membangun kelekatan.
Tentu anak yang usia 22 tahun, punya program berbeda, karena sudah masuk AqilBaligh, jadi lebih didorong untuk menemukan peran peradabannya segera mungkin ✅
TANYA :
4⃣ *Terlambat mengetahui HE*
*Ve, Malang*
*Sri Sundari, Bandung*
*Prima, Banten*
*Yoen, Jogja*
*Sari, Sidoarjo*
Assalamu'alaykum Ustadz,
Saya ingin bertanya beberapa hal Ustadz :
1.Saya ibu dari 2 anak laki laki umur hampir 14th dan 9th.
Terus terang saya baru mengenal HE, dan saya merasa selama perkembangan dan pertumbuhan mereka betapa banyak fitrah dari anak2 saya yang terabaikan.
Saat ini saya terus berusaha mengejar ketertinggalan dan senantiasa bertaubat atas kesalahan yang saya perbuatan pada anak2.
Saya ingin sekali mengaplikasikan konsep2 HE kepada kedua anak saya, bagaimana dan dari mana saya harus memulainya? Jazakillahu khoir
2.Saya punya 6 anak yang 2 sudah baligh, sisanya ada 4 ( 2 org sudah kelas 3 & 6 dan 2 lagi usia 7 & 5 th) yg hrs saya didik. Saya merasa terlambat tahu tentang konsep fitrah sehingga ada hal-hal yang nampak belum tercapai di usia mereka..
✔ Jadi apa yang seharusnya saya lakukan untuk mereka agar fitrahnya bisa tumbuh dengan baik?
✔ Rencananya yang usia 7 dan 5 th mau mulai HS namun terkendala soal kedisiplinan karena saya sibuk di ranah domestik belim biasa HS di rumah, meski sudah ada sejumlah ilmu dari matrikulasi dll.. jadi bagaimana langkah awal yang bisa saya lakukan untuk mantap di HS dengan basic HE ini.. matur suwun.. jazakallah khayr..
3.Saya bunda dari 2 anak (laki-laki 11 tahun dan perempuan 9 bulan).
Saya merasa cara mendidik anak pertama sangat jauh dari yang seharusnya karena kurang sekali ilmu tentang parenting dan saat itu emosi masih labil. Untuk memperbaiki kekurangan dalam mendidik si kakak, apa yang harus saya lakukan? Jazakillah khoiron katsiro 🙏🏽
4.Bagaimana menanamkan Tauhid bagi Anak Baligh yang terlambat ditanamkan nilai-nilai tersebut karena ilmunya baru ketemu sekarang😊 Maturnuwun 😊
5.Misal sudah berumur 30an tahun atau lebih dan baru tahu tentang pendidikan berbasis fitrah ini.
✔ Bagaimana caranya menumbuhkan fitrah jika masa emas di semua fase terlewat.?
✔ Lalu siapakah yang bisa menumbuhkan fitrah itu, kita sendiri atau butuh bantuan orang lain?
JAWAB :
4⃣Terlambat Mengetahui HE
AyahBunda yang baik,
1. Mulailah dari memetakan fitrah ananda satu persatu. Bisa lewat ingatan dan kenangan pada ananda selama ini sejak kecil, bisa lewat dialog, bisa lewat mengobservasi aktifitas atau kegiatannya sekarang. Lakukan bersama suami dan hasilnya dituliskan dalam kesimpulan berupa kebutuhan dan potensi serta masalahnya atau dituangkan dalam profile anak.
Dari sana perlahan bunda dan suami beserta ananda sudah bisa mulai merancang kegiatan atau proyek atau program untuk kembali merawat aspek aspek fitrah baik yang terlewat maupun yang perlu dikuatkan dan dikembangkan
2. Lakukan seperti jawaban 1 di atas. Pahami makna setiap aspek fitrah perlahan lahan saja, dan pahami framework HE berbasis FItrah. Ingat bahwa tiap anak unik dan selalu memerlukan cara yang berbeda dengan kakak atau adiknya. Maka tajamkanlah firasat dengan mengembalikan gairah fitrah mendidik kita sebagai orangtua sejak sekarang
3. Kenali ananda sedalam mungkin. Petakan dengan empati, perasaannya, fikirannya, harapannya, potensinya, kegalauannya, jeritan hatinya, frustasinya. Gunakan kacamata anak ketika merancang pendidikannya dalam bentuk proyek maupun kegiatan, lalu gunakan kacamata ibu sejati yang mampu melihat dengan hati
4. Keimanan itu bicara Kecintaan yang mendalam kepada Allah, sehingga melahirkan kepatuhan dan ketaatan. Maka fokuslah membangun keimanannya melalui imaji imaji indah ttg Allah, Rasulullah, Kitabullah dan kebaikan Islam lainnya sebelum langsung kepada operasional syariahnya. Imaji indah ini diperoleh dengan keteladanan yang membekas mendalam dan atmosfir keshalihan yang berkesan. Temukan kegiatan2 tsb, misalnya mengHomeStay kan anak di keluarga shalihah bisa dipertimbangkan
5. Laa tahzan, Islam mengenal Iedul Fitri setiap 1 Syawal, maka ini seolah menjadi simbol bahwa siapapun dapat kembali ke fitrahnya jika "Imanan dan Ihtisaban" dalam pendidikan dirinya. Tentu siapapun kita membutuhkan Murobby (pendamping akhlak) dan Maestro (pendamping fitrah bakat) dalam menjalani kehidupan ✅
Komentar
Posting Komentar