Materi #5 Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun

*Materi Pokok* 5⃣

*Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun*

Oleh: Ust. Harry Santosa

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk Ayah Bunda semua.

Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.

Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.

======================
Tanya-Jawab

1⃣ *Bahasa Ibu dan Sastra*

_*Bunda Ayu – Bandung*_
_*Bunda Lulu – Bandung*_
_*Bunda Revika – Banda Aceh*_

Assalaamu'alaykum.

Mau tanya pak. Saya dan suami berlatar belakang bahasa berbeda. Suami biasanya menggunakan bahasa indonesia sedangkan saya sehari-hari sunda. Sebenarnya suami bisa bahasa sunda namun bahasa sunda yang kasar. Saya jadi bingung

✔ yang dimaksud dengan bahasa ibu itu bagaimana?
✔ bagaimana cara menumbuhkan fitrah bahasa ibu murni bagi anak?
Kalau dibaca lagi sepertinya bukan hanya mengenai keterampilan berbicara dan berbahasa..  Dan usia 0-7 pengenalan angka dan huruf adalah lewat sastra
✔ bila anak sendiri yang meminta diajarkan mengenai angka dan huruf bagaimana?
Saya juga pernah membaca sekilas tentang penyimpangan mendidik pada usia 0-7 tahun salah satunya adalah "mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas".
✔ Kriteria bahasa ibu yang tuntas itu bagaimana?
✔ Dengan target anak pandai beberapa bahasa, apa boleh dari kecil, anak dibiasakan mengenal beberapa kata dengan makna yang sama?
Terimakasih 🙏🏻😁

👳🏻 *Ustadz Harry*

1⃣Bunda Ayu, bunda Lulu, bunda Revika yang baik,

Bahasa Ibu (mother tounge) adalah bahasa native ayah dan ibu, dimana keduanya adalah penutur asli bahasa ini dan fasih menggunakannya.

Tentu jika bahasa  ayah dan bahasa ibu berbeda, disepakati mana yg paling fasih utk berkomunikasi di keluarga. Intinya inilah "bahasa resmi" di rumah kita.

Diantara pentingnya bahasa ibu ini, kita jumpai dalam sirah Nabawiyah, bahwa hikmah dititipkannya Nabi Muhammad SAW kepada Bani Sa'diyah adalah karena bahasa Arab suku di luar kota Mekkah masih murni. Karena kemudian kita mengenal Rasulullah SAW sebagai orang yg halus tuturnya dan juga budi pekertinya. Bahasa menunjukkan Adab (Kebangsawanan atau Martabat) seseorang.

Bahasa bukan hanya ttg berkomunikasi, tetapi bagaimana mengekspesikan gagasan dan perasaan dgn utuh dan jernih. Jadi Bahasa Ibu ini penting utk dituntaskan. Para psikolog menyebut indikator bahwa usian3 tahun ananda setidaknya menguasai 5000 kosa kata. Saya lebih suka dgn ukuran kualitatif, yaitu anak mampu mengekspresikan atau menangkap gagasan dan perasaannya dgn baik. Tiap anak tentu berbeda, tdk perlu panik, yg penting teruslah ajak ananda berkomunikasi.

Pada fitrahnya, tiap anak sudah diinstal bahasa sejak lahir (fitrah bahasa). Para pakar menyebut bahwa sintax sebenarnya sudah diinstal, hanya saja masih konsep, sehingga diperlukan bahasa ibu kedua orangtuanya utk mengaktifasi kemampuan berbahasanya. Hal yg tdk ada dalam dunia hewan dan tumbuhan.

Bahasa kedua, sebaiknya diajarkan setelah bahasa ibu utuh, ini sangat makesense. Anak anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua, sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami resiko Mental Block. Ini jauh lebih buruk dari tdk bisa bicara, krn menyangkut kegagalan dalam mengekspresikan gagasan dan perasaan yg menyebabkan gangguan kejiwaan.

Dalam kasus lain, anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami "bingung bahasa", silahkan disearch di youtube, therapy anak anak yg mengalami bingung bahasa.

Para pakar banyak menganjurkan bahasa kedua sebaiknya di usia 8 tahun ke atas, setelah bahasa ibu benar benar berkembang baik sampai ke derajat bukan hanya bertutur indah, namun mampu menulis tulisan bersastra baik

Jadi, tetaplah rileks dan optimis, banyaklah berdialog dengan seru menggunakan bahasa yang kita fasih menggunakannya. Bangsa Jepang, Jerman dll bisa maju tanpa harus memaksakan Bahasa Inggris kok.

Catatan, symbol sebaiknya mulai dikenalkan setelah usia 6 tahun ✅

2⃣ *Imaji Positif dan Imaji Negatif*

_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Bunda Vevi Avivah – Bandung*_
_*Bunda Atik – Tanjungbalai*_

Assalamu’alaikum.

Kita mengenal upaya pemberian imaji positif dan menghindari imaji negatif,

✔ apakah itu artinya kita akan 'menuruti' semua yang diminta anak?

Beberapa permintaan anak ada yang sulit dipenuhi, karena orangtua tidak mampu, tidak sesuai norma, atau tidak adil menurut orangtua. Misal, tiap hari minta mainan, memaksa minta mainan anak tetangga, makan selalu minta disuapi, tidak mau makan sendiri, minta mainan hape terus, kalau tidak dituruti akan menangis, dan sejenisnya. Sepertinya, tidak menuruti yang semacam ini akan malah mendidik anak,

✔ tapi apakah tidak 'mencederai' fitrah anak, terutama fitrah individualitas.?

✔ bagaimanakah pembagian peran masing2 ayah dan ibu dalam konsep pendikan usia 0-7 th, sehingga dapat menumbuhkan  imaji2 positif yg sinegi sesuai fitrah anak? adakah konsep/kurikulum baku yg bisa d jadikan panduan?

✔ apakah contoh imaji2 negatif serta luka persepsi itu ustadz?

Terima kasih.

Silahkan ,Ustadz 🙏🏻

👳🏻 *Ustadz Harry*

2⃣bunda Ani Ch, bunda Vevi Avivah, bunda Atik yg baik,

Apapun di muka bumi pasti ada sunnatullahnya, ada prosesnya, ada tahapannya. Begitupula fitrah anak anak kita, yg sering diibaratkan sbg benih, tentu memerlukan tahapan perkembangan.

0-6 tahun adalah tahap penguatan KONSEPSI, melalui imaji imaji positif shg menimbulkan kesan mendalam dan kecintaan atau ghairah anak.

Misalnya Fitrah Iman di tahap ini adalah penguatan Konsepsi Allah sebagai Robb, melalui imaji keindahan ttg Allah dalam keseharian. Metodenya keteladanan dan atmosfir keshalihan. Sholat di tahap ini belum diperintah, namun bukan tidak dididik, artinya sholat diperkenalkan sebagai sesuatu yg berkesan indah, bukan tertib waktu, tertib gerakan dan tertib bacaan, tetapi ghairah cintanya pada Allah. Tidak ada paksaan di usia ini yg menyebabkan anak membenci sholat, tetapi kisahkan Maha Rahman dan Rahimnya Allah ketika anak merasa nyaman dan tenang.

Fitrah Bakat di tahap ini adalah penguatan konsepsi keunikan diri, melalu imaji positif ttg diri, dengan memberi ruang berkespresi sesuai keunikannya tanpa dibenturkan dengan adab/akhlak. Beberapa sifat unik sering muncul dalam perilaku yg nampak tdk berakhlak, misalnya sifat unik suka memerintah akan nampak keras kepala, sifat unik suka berkomunikasi akan nampak cerewet dstnya.

Dalam prakteknya, di usia 0-6 tahun, tentu tidak memperturutkan yang berbahaya dan bukan sesuatu yg manfaat, misalnya jajan, bangak main gadget, dll. Kasih harus dibarengi sayang. Sayang memfilter apakah baik atau buruk. Kasih memberi ruang utk berekspresi. Keduanya perlu seimbang dan tepat waktu serta tujuan.

Di tahap ini Ego Sentris juga sedang puncaknya, sehingga muncul dalam bentuk tdk suka berbagi dll. Tidak memaksanya berbagi ketika tdk mau berbagi, jika memaksanya akan menciderai egonya, yg berakibat buruk di masa mendatang seperti peragu dan lambat mengambil keputusan. Tetapi bacakanlah kisah2 indahnya berbagi, ajaklah makan bersama dan berbagi di panti asuhan dll. Lahirkan idea2 hebat utk berbagi, ini jauh lebih amazing dan sehat buat hubungan anak dan orangtua.

Peran orangtua di tahap ini lebih banyak menghadirkan cinta dan mengobservasi lewat kegiatan2 bersama yg seru. Ayah mensuplai ego dan percaya diri, Bunda mensuplai empati dan cinta. ✅

3⃣ *Menumbuhkan Fitrah Keimanan*

_*Ita – Sampang*_
_*Eko Purwati – Cepu*_
_*Sri Herlina – Jambi*_
_*Farhah – Surabaya*_
_*Ayah Ari – Pangkep Sulawesi*_
_*Wahyuni Sahidin – Sulawesi*_

Assalamu’alaikum Ustadz,

1. Bagaimana membangun fitrah keimanan bayi usia sekitar 1 bulan?

2. Apakah salah bila orang tua menyerahkan tugas penumbuhan  dan pengembangan fitrah keimanan , belajar ,dsbnya pada guru lesnya? Alasan nya karna sibuk bisnis, tidak paham , tdk sabaran juga disebabkan oleh anak yg enggan/ bersikap ogah2an bila dibimbing olehnya orang tuanya..

3. Anak sy perempuan umur 6,5thn. setelah memperhatikan bersama istri, fitrah keimanannya blum tumbuh maksimal. Anak sudah senang membaca tapi untuk takjub ataupun sifat yg mengarah ke mencintai Allah, rasul dan al quran blum ada. Bagaimana memperbaikinya? Terkendala dengan pengetahuan saya sendiri bersama istri bisa dibilang sangat sedikit mengenai ilmu agama. Terimakasih

4. Terkait dgn memberikan imaji positif kpd anak 1y5m. Misalnya dlm sholat, knp harus dibiarkan mereka mengganggu ketika orang di sekitarnya sholat bukankah dari kecil mmg sdh harus ditanamkan bahwa ketika orang sholat tidak boleh diganggu.

5. Saya sering membiarkan anak saya (laki-laki, 3y6m) bermain di masjid rumah kami ba'da isya. dia biasanya bermain kejar-kejaran di masjid dengan tetangga yang selesai jamaah isya. saya biasanya hanya mengawasi dari jauh. karena sy ingin membangun imaji positif mengenai masjid dan sholat. biasanya anak saya bermain di masjid hingga pukul 20-21 untuk kemudian sy ajak pulang dan tidur. yg ingin sy tanyakan apakah yg saya lakukan ini sudah tepat? krn kemarin ibu mertua memarahi sy karena membiarkan anak sy bermain di masjid hingga malam (pukul 20.30).

6. 0-7 th bila fitrah keimanannya berkembang sempurna maka anak2 akan sholat dg sendirinya tanpa disuruh apalagi dipaksa.. Kedua anak sy 11 th & 9 th msh disuruh sholatnya.. apa lg subuh  hrs ekstra membangunkan mereka.. Buku2 yg membangkitkan image positif ttg Allah, Rasulullah&sahabat di rmh tersedia dlm bentuk yg mudah msk dlm dunia anak2..komik, cerita bergambar.. Dialog ttg kebaikan Allah jg sering kami lakukan.. Kalau anak2 lg asyik bermain maka sholatnya akan terlupa.. Yg paling lumayan susah ..sholat subuh..

✔ Bgm upaya yg baik spy anak bs sholat tanpa disuruh..apalagi dimarahi..

✔ Spesial sholat subuh..bgm pula upaya penanaman&pembiasaannya..

terima kasih atas jawaban nya 🙏🏻

Silahkan ,Ustadz 😊🙏🏻

👳🏻 *Ustadz Harry*

3⃣ bunda Ita, bunda Eko Purwati, bunda Sri Herlina, bunda Farhah yang baik,

1. Memberikan ASI eksklusif, tanpa menyambi, menatap penuh cinta, menyentuh, memeluk hangat dstnya adalah pendidikan fitrah keimanan pertama.

Mengapa bayi menangis ketika lahir? Para ulama mengatakan krn bayi mencari Robb nya, dan sosok Ibu sementara waktu menggantikan kerinduan pada sosok Robb sbg Pemberi Rezqi, Pemelihara dsrnya.

Banyak riset membuktikan bahwa yg dibutuhkan bayi bukan sekedar nutrisinya tetapi kelekatannya (attachment). Cinta knilah fondasi dasar keimanan

2. Salah. Amanah fitrah ada pada kedua orangtuanya tdk bisa didelegasikan kpd siapapun kecuali uzur atau wafat. Ketika Allah mengamanahkan anak berarti Allah Maha Tahu bahwa orangtuanya mampu, sepanjang menyambut panggilan fitrah keayahan dan fitrah keibuannya.

3. Mendidik fitrah keimanan, bukan mengajarkan mendetail rukun Iman dan mengajarkan ilmu agama yg berat. Sederhana saja, bangkitkan saja gairahnya pd Allah, pd Rasulullah SAW, pd Islam dan kebaikan2nya, melalui kisah2 yg seru, keteladanan dalam kegiatan langsung, suasana keshalihan yg menyenangkan di rumah dstnya.

Kontekskan semua peristiwa dengan Allah dalam keseharian. Jika bawa oleh2, katakan dgn antusias ini dari Allah, ketika menunggu kereta api ajak dgn antusias doa bersama, ketika pohon berbuah lebat ceritakan betapa baiknya Allah dan indahnya syurga dstnya. Sederhana bukan?

3. Sholat diperintahkan kpd orangtua utk menyuruh anaknya pd usia 7 tahun bukan sejak dini, Maha Suci Allah dari kelalaian. Apa maknanya? Tidak ada anak yg suka gerakan formal dan kaku, sementara sholat adalah gerakan formal. Ada waktu selama 6 tahun, agar anak ditumbuhkan cintanya dahulu kpd Allah sebelum diperintah sholat pd usia 7 tahun. Cinta sebelum Islam.

Secara perkembangan ananda usia 0-6 tahun belum punya tanggungjawab moral apalagi sosial, jadi jika mau menanamkan adab di usia ini bukan dengan perintah apalagi beban tanggungjawab, tetapi melalui kesan2 indah. Bukankah Rasulullah SAW membiarkan cucunya bermain kuda2an di ounggung beliau? Ini semata2 agar cucunya punya kesan indah ttg Sholat, ttg Islam.

Tahukah anda, bertahun2 kemudian, Hussein RA ketika menjadi pemuda diberi gelar AsSajaad, atau pemuda yg cinta sujud kpd Allah. Para ulama mengatakan, jangan2 peristiwa berkesan indah ketika bermain kuda2an di punggung Kakeknya yg mulia, membuatnya begitu terkesan dan mencintai sujud.

Lihatlah, berapa banyak orangtua, yang tergesa ingin anak batuta nya segera shalih, lalu memaksanya ini dan itu, kemudian ketika pemuda, banyak yg meninggalkan syariahnya. Barapa banyak kita yg keluar taring dan tanduknya ketika jam jam sholat tiba? Mereka membuat anak mereka membenci sholat sepanjang hidupnya.

5. Sangat baik membuat anak akrab dengan masjid, walau bentuknya bermain2 dan berlari2 di Masjid. Sangat baik lagi jika pengurus Masjid mulai merancang Masjid Ramah Anak. Di Turki beberapa masjid mulai memasang PlayGround di shaff paling belakang tempat anak anak batuta bermain di dalam masjid. Ini sebenarnya hanya masalah teknis saja dan kepedulian kita agar generasi anak anak kita mencintai masjid 

6. Bisa jadi cintanya tumbuh kpd Allah dan Rasulullah SAW dengan baik pd usia 0-6 tahun, namun penguatan konsepsi Rubbubiyah ini tidak segera ditumbuhkan dan disadarkan menjadi potensi keimanan berupa ketaatan melalui aktifititas dan nalar pd kehidupan nyata.

Fase usia 7-10 tahun sudah berbeda, bukan lagi imaji2 positif tetapi bergerak kpd aktifitas2 produktif, misalnya aktif di kegiatan masjid, proyek2 utk tadabur alam yg seru yg membuatnya bersegera di pagi hari dstnya. Bisa jadi lingkungannya kurang semarak suasana keshalihannya atau tradisi di rumah yg tdk terbiasa bangun subuh sejak anak anak kecil.

Pembiasaan bangun Subuh tdk selalu permanen, karenanya lebih baik membangun kesadaran anak di usia 7-10 tahun dgn aktifitas2 keimanan yg relevan dgn sifatnya, misalnya terlibat dalam kegiatan masjid yg sesuai bakatnya. Kitalah sebaiknya yg memakmurkan masjid utk anak anak kita apabila masjidnya sepi dari kegiatan anak.

Cara lain adalah menghomestay kan anak di keluarga shalih selama beberapa hari atau pekan, dalam banyak hal keteladanan di luar rumah bisa membekas mendalam apabila berkesan. Mengikutkan pesantren kilat yg fokus pd membangkitkan ghirah keimanan juga bisa dilertimbangkan ✅

4⃣ *Belajar Bersama Alam*

_*Cut Hadiatul Husna –Banda Aceh*_
_*Sari Masyita – Aceh*_

Assalamualaikum Ustadz,

1. Saya masih kurang konkret membedakan antara aktivitas dialam untuk anak 0-7thn dengan aktivitas project 7-10thn. Anak Sy umur 4th (lk) dan 5th (pr). Jika ada 10 kategori karakter maka mereka akan punya karakter 5:5. Satunya usil satunya seriusan, satunya tukang atur, satunya tidak bisa follow the rule😞 jadi mmng sepertinya mustahil berkegiatan bersama dalam satu waktu.

2. Mengenai kegiatan anak 2-7 tahun harus lebih banyak belajar di alam, nah bagaimana kalau linkungan tempat tinggal kami tidak mendukung hal tersebut karena letak rumah berjejer dengan toko dan dekat dengan jalan raya,,,jadi biasanya bermain didalam rumah saja, apakah hal ini akan meneyebabkan anak susah bersosialosasi kedepan ?

👳🏻 *Ustadz Harry*

4⃣bunda Cut Hadiatul Husna, bunda Sari yang baik,

1. Aktifitas di usia 0-6 tahun adalah berkegiatan biasa saja, yang sering dilakukan sehari hari, bisa juga yang dianggap seru walau sederhana, misalnya masak bareng, jalan ke pantai, memberi makan ikan, mandi hujan, membuat perahu dari batang pisang dll. Berkegiatan di usia ini tujuannya adalah selain penguatan konsepsi semua aspek fitrah anak anak, juga mengobservasi aspek fitrahnya masing masing. Ibarat benih, di awal kita tidak tahu, benih apakah ananda? Maka inilah masa mengamati dgn penuh empati, benih fitrah apakah anak anak kita.
Di usia ini, memang anak anak belum bisa bekerja sama atau bermain bersama, mereka masih sama sama kerja dan sama sama main. Ingat kita baru mengenal permainan benteng, galasin, tak umpet dll yg memerlukan kerjasama setelah usia 6 tahun. Anak usia ini memang belum follow the rule, mereka belum paham konsep keteraturan dan tdk menyadari perlunya teratur. Disampaikan boleh, dipaksa akan sia sia.

Jadi rencanakan saja kegiatan seru ananda bersama, jika mereka punya karakter berlawanan, tdk mengapa dibenturkan dalam kegiatan bersama agar mereka mengenal saudaranya dgn baik. Adik Kakak yg tdk puas mengenal saudaranya (diantaranya dgn berantem) maka kelak akan tdk pernah akur. Berkelahi, sepanjang tdk bahaya tdk mengapa, mereka pd saatnya bisa kerjasama kok. Malam hari bacakan indahnya punya saudara dan sepinya dunia tanpa suadara.

2. Anak anak usia 2-7 tahun memang memerlukan ruang gerak yg bebas, satu anak setidaknya 6 m2. Ini penting utk motorsensoriknya dsbnya. Perlu dicari tempat2 yg aman dan nyaman di luar pemukiman yg padat. Namun sesekali anak anak perlu juga menyapa dan belajar dgn tukang sayur keliling, tukang ikan, berkunjung ke toko tetangga dll ✅

👳🏻 *Ustadz Harry*

Catatan, *sosialisasi terbaik anak usia 0-6 tahun adalah dgn ayah ibunya*

*_Tetap berkegiatan seru meski sederhana bagi kita tapi luar biasa buat anak2 , Ustadz_*  🙏🏻 
Note : *dg ayah ibunya*

👳🏻 *Ustadz Harry*

InsyaAllah saya akan jawab sisa pertanyaannya, harap bershabar. 😊🙏

Intinya usia 0-6 tahun adalah masa merawat dan menguatkan konsepsi semua aspek fitrah. Tahap ini fitrah ananda sedang baru mekar indah, memerlukan full cinta. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, utamakanlah yang memberi dampak (anak cinta) bukan apa yg nampak (anak bisa), berikan yg anak butuh sesuai tahapnya bukan yg anak mampu.

Penguatan konsepsi ini adalah dengan membangkitkan imaji2 positif dan keindahan sehingga anak cinta dan antusias dengan apa apa yg ada pada fitrah dirinya.

Percayalah, anak yg kuat konsepsi fitrahnya, akan menyambut semua aktifitas kebaikan termasuk adab pada usia 7-10 tahun.

Tetaplah syukur pd fitrah diri dan fitrah ananda, sehingga kita senantiasa rileks (ithminan) dan optimis (rojaa') dalam merawat dan menumbuhkan fitrah ananda, dan menghantarkannya pada peran peradaban terbaik dengan adab mulia.

Salam Pendidikan Peradaban

Wassalamu'alaikum wr wb 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulwap Parenting "Mengobati Innerchild Yang Terluka"

"Me Vs Mom"

Resume Tambahan Kelas BunSay